MENGAPA IMAM MENGGUNAKAN KASULA DAN STOLA (VESTMENTS) YANG BERBEDA2 WARNANYA?
Posted by liturgiekaristi on December 18, 2013
BERTUMBUH DALAM IMAN:
MENGAPA IMAM MENGGUNAKAN KASULA DAN STOLA (VESTMENTS) YANG BERBEDA2 WARNANYA?
Setiap masa tertentu sepanjang tahun liturgi Gereja memiliki warnanya tersendiri sesuai thema iman yang mau diwartakan. Imam menggunakan pakaian misa dengan warna tertentu untuk merefleksikan dan mewartakan pesan iman sesuai dengan masanya.
Untuk masa Advent dan Prapaskah Imam menggunakan Kasula berwarna UNGU untuk menghadirkan pesan pertobatan. Juga biasa dipakai saat kematian/ pemakaman sebagai tanda berkabung.
Pada saat Natal, Paskah, Kamis Putih, beberapa perayaan2 untuk menghormati bunda Maria, dan perayaan2 meriah lainnya (Pemberkatan Gereja, Tahbisan, Perayaan kaul2, dsb) memakai Kasula berwarna PUTIH untuk menghadirkan pesan sukacita dan keagungan karya Allah.
Sepanjang masa biasa, di luar hari2 raya dan peringatan, Imam memakai Kasula warna HIJAU; melambangkan kehidupan dan kesetiaan.
Warna MERAH digunakan pada hari Minggu Palma, Jumat Agung, pesta dan peringatan para martir, dan misa2 yang bertema Roh Kudus/misa Krisma.
Warna BIRU dipakai untuk menghormati Bunda Maria yang terberkati (tetapi sudah jarang dipakai/tidak banyak gereja2 yang memiliki warna biru, dan bisa diganti warna Putih).
Khusus untuk minggu ketiga Advent (Gaudete) dan minggu kelima Prapaskah Kasula Imam bisa menggunakan warna PINK/ROSE untuk Sukacita dan harapan pada masa penantian dan persiapan Natal atau Paskah.
Menarik manakala melihat ada cukup banyak umat yang jeli melihat keindahan dan keagungan pesan warna-warni dalam tradisi Liturgi Gereja ini; dan menyesuaikan pakaian mereka untuk ke gereja selaras dengan warna-warni liturgis pada masanya. Bukan suatu keharusan, tetapi setidaknya jika kita tahu urutan warna-warni Liturgis ini; akan memudahkan kita untuk berbusana yang cukup sesuai – artinya tidak sampai bertentangan: misalnya saat menghadiri upacara kematian malah memakai warna merah. Secara kultural pun nampaknya hal itu terasa agak aneh…
Keindahan warna-warni dalam perayaan iman kita kiranya perlu didukung juga oleh seluruh umat dalam penghayatan yang sesuai, agar kehidupan iman kita semakin dibangun dalam kebersamaan.
Salam hangat, P. Christianus Hendrik SCJ, South Dakota-USA
Leave a Reply