Tentang ajakan “MARILAH KITA BERDOA” dan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN.
1) Seturut TPE 2005, lebih tepat menyebut DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN bukan Doa Persembahan. Mengapa? Karena persembahan yang sesungguhnya BELUM TERJADI ketia doa tersebut dibawakan. Tetapi, baru terjadi ketika keseluruhan rangkaian Doa Syukur Agung diserukan.
(Catatan tambahan: seturut TPE 2005, penggunaan istilah-istilah teknis sebaiknya diperhatikan: DOA PEMBUKA bukan ‘Doa Pembukaan’; DOA SESUDAH KOMUNI bukan ‘Doa Penutup’; MARILAH KITA BERDOA bukan ‘Marilah Berdoa’).
2) Seturut TPE 2005, pada ”Doa Persiapan Persembahan” imam TIDAK PERLU LAGI MENGAJAK umat dengan ‘Marilah KITA Berdoa’ sebagaimana halnya pada Doa Pembuka dan Doa Sesudah Komuni.
(Catatan: Dalam Perayaan Ekaristi tidak dikenal Doa Penutup, tetapi ‘Doa Sesudah Komuni’. Karena doa tsb ada dalam kesatuan dengan Liturgi Ekaristi bagian Komuni, bukan dengan Ritus Penutup).
3) Doa Persiapan Persembahan: TIDAK ADA-nya ajakan ‘Marilah Kita Berdoa’ tersebut terjadi karena sudah ada AJAKAN YANG LEBIH MERIAH oleh imam: ‘Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahan-KU dan persembahan-MU BERKENAN kepada Allah, Bapa yang maha kuasa.’
Lalu SAMBIL BERDIRI umat menanggapinya dengan: ‘Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus’.
4) Seturut ‘rubrik’ dalam TPE 2005, SESUDAH tanggapan umat tersebut, imam LANGSUNG mengucapkan/menyanyikan Doa Persiapan Persembahan.
(Catatan: khusus pada Doa Pembuka dan Doa Sesudah Komuni, imam HARUS mengucapkan ‘Marilah Kita Berdoa’).
5) Jangan lupa. UMAT BERDIRI ketika menyerukan: SEMOGA PERSEMBAHAN INI DITERIMA DEMI KEMULIAAN TUHAN DAN KESELAMATAN KITA SERTA SELURUH UMAT ALLAH YANG KUDUS.
6) Jadi, ajakan ‘Marilah Kita Berdoa’ pada Doa Persiapan Persembahan menjadi TIDAK RELEVAN lagi. Kalaupun dibuat, maka ajakan itu menjadi overlapping yang memang TIDAK PERLU.
(Meskipun demikian, bila ada imam yang masih tetap memakai ‘marilah kita berdoa’ Perayaan Ekaristi tersebut tetap sah.
Umat tidak serta-merta masuk neraka hanya karena selebran utama menggunakan ajakan tersebut. Hehehe).
7) PUMR 146: ”Kemudian imam kembali ke tengah, dan menghadap ke arah umat. Sambil membuka tangan ia mengajak umat berdoa: ‘Berdoalah, Saudara-saudari,…’ Umat berdiri dan menanggapi ajakan imam dengan berdoa: ‘Semoga persembahan ini…’ Sesudah itu, sambil merentangkan tangan imam membawakan Doa Persiapan Persembahan yang ditutup oleh umat dengan seruan: ‘Amin’.”
Semoga bermanfaat
Salam, Zepto-Triffon
Sorong