Seputar Liturgi Ekaristi Gereja Katolik

Seputar Liturgi Ekaristi Gereja Katolik

  • Majalah Liturgi KWI

  • Kalender Liturgi

  • Music Liturgi

  • Visitor

    free counters

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    Free Hit Counters

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    free statistics

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    hit counters



    widget flash

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    web page counter

  • Subscribe

  • Blog Stats

    • 1,255,623 hits
  • Kitab Hukum Kanonik, Katekismus Gereja Katolik, Kitab Suci, Alkitab, Pengantar Kitab Suci, Pendalaman Alkitab, Katekismus, Jadwal Misa, Kanon Alkitab, Deuterokanonika, Alkitab Online, Kitab Suci Katolik, Agamakatolik, Gereja Katolik, Ekaristi, Pantang, Puasa, Devosi, Doa, Novena, Tuhan, Roh Kudus, Yesus, Yesus Kristus, Bunda Maria, Paus, Bapa Suci, Vatikan, Katolik, Ibadah, Audio Kitab Suci, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Tempat Bersejarah, Peta Kitabsuci, Peta Alkitab, Puji, Syukur, Protestan, Dokumen, Omk, Orang Muda Katolik, Mudika, Kki, Iman, Santo, Santa, Santo Dan Santa, Jadwal Misa, Jadwal Misa Regio Sumatera, Jadwal Misa Regio Jawa, Jadwal Misa Regio Ntt, Jadwal Misa Regio Nusa Tenggara Timur, Jadwal Misa Regio Kalimantan, Jadwal Misa Regio Sulawesi, Jadwal Misa Regio Papua, Jadwal Misa Keuskupan, Jadwal Misa Keuskupan Agung, Jadwal Misa Keuskupan Surfagan, Kaj, Kas, Romo, Uskup, Rosario, Pengalaman Iman, Biarawan, Biarawati, Hari, Minggu Palma, Paskah, Adven, Rabu Abu, Pentekosta, Sabtu Suci, Kamis Putih, Kudus, Malaikat, Natal, Mukjizat, Novena, Hati, Kudus, Api Penyucian, Api, Penyucian, Purgatory, Aplogetik, Apologetik Bunda Maria, Aplogetik Kitab Suci, Aplogetik Api Penyucian, Sakramen, Sakramen Krisma, Sakramen Baptis, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Ekaristi, Sakramen Perminyakan, Sakramen Tobat, Liturgy, Kalender Liturgi, Calendar Liturgi, Tpe 2005, Tpe, Tata Perayaan Ekaristi, Dosa, Dosa Ringan, Dosa Berat, Silsilah Yesus, Pengenalan Akan Allah, Allah Tritunggal, Trinitas, Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, Artai Kata Liturgi, Tata Kata Liturgi, Busana Liturgi, Piranti Liturgi, Bunga Liturgi, Kristiani, Katekese, Katekese Umat, Katekese Lingkungan, Bina Iman Anak, Bina Iman Remaja, Kwi, Iman, Pengharapan, Kasih, Musik Liturgi, Doktrin, Dogma, Katholik, Ortodoks, Catholic, Christian, Christ, Jesus, Mary, Church, Eucharist, Evangelisasi, Allah, Bapa, Putra, Roh Kudus, Injil, Surga, Tuhan, Yubileum, Misa, Martir, Agama, Roma, Beata, Beato, Sacrament, Music Liturgy, Liturgy, Apology, Liturgical Calendar, Liturgical, Pope, Hierarki, Dasar Iman Katolik, Credo, Syahadat, Syahadat Para Rasul, Syahadat Nicea Konstantinople, Konsili Vatikan II, Konsili Ekumenis, Ensiklik, Esniklik Pope, Latter Pope, Orangkudus, Sadar Lirutgi

Archive for the ‘p. Kumpulan sharing’ Category

UCAPAN AKHIR DAN AWAL DI PENGHUJUNG TAHUN 2011:

Posted by liturgiekaristi on July 9, 2012


UCAPAN AKHIR DAN AWAL DI PENGHUJUNG TAHUN:

Lagi, sepanjang tahun sudah, Page Seputar Liturgi dan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik Indonesia menemani langkah perjalanan para sahabat. Ada banyak hal yang kita pelajari, yang kita dengar dan baca. Ada banyak informasi baik yang bermutu, yang biasa2 saja, yang kurang berarti….

Pembelajaran kita tak pernah selesai, apalagi belajar tentang kehidupan itu sendiri; kiranya waktu sepanjang tahun menjelangpun belumlah cukup bagi kita untuk menjadi orang2 yang ahli dalam kehidupan. Tetapi setidaknya ada penambahan, ada perkembangan dan pertumbuhan dari apa yang kita jalani bersama lewat perjumpaan di dunia maya.

Terimakasih untuk kebersamaan sepanjang tahun yang terasa sangat singkat. Terimakasih untuk setiap teguran, kritik dan penilaian yang terus mengingatkan kita untuk tidak diam di tempat; melainkan terus bergerak dan terlibat bersama menata diri dan hidup kita sebagai orang beriman. Hal2 yang ‘baru’ yang anda dapatkan melalui Page ini, biarlah untuk selanjutnya menjadi milik anda. Hal2 yang sudah diketahui sebelumnya dan terbaca lagi, biarlah itu menjadi semacam pengingat kembali. Apa yang selama ini kurang sesuai dan kurang pada tempatnya dan telah kita lakukan tanpa sadar sepanjang tahun yang lampau…biarlah kita akhiri dan mulai dengan sesuatu yang baru, yang benar seperti apa yang kita pahami dan pelajari bersama.

“EKARISTI” berarti “PUJI SYUKUR”, suatu perayaan atas hidup yang pantas disyukuri; dan LITURGI adalah perilaku kita yang sebenarnya di dalam upaya kita “merayakan hidup”! Di penghujung tahun ini, kiranya semangat MERAYAKAN hidup, mensyukuri hidup, memaafkan setiap kehidupan, perlu kita jadikan semangat kita untuk melepas yang lama dan meyambut yang baru. Ekaristi yang akan kita rayakan di tahun2 mendatang masih akan tetap sama; tetapi Allah yang kita rayakan kehadiranNya di tengah kita adalah Allah yang selalu baru, membawa berkah2 yang baru, menabur harapan2 baru, melimpahkan sukacita yang segar dan keselamatan baru bagi kehidupan kita…

Semoga di tahun mendatang menjadi tahun pembelajaran bagi kita; lebih menaruh perhatian pada Ekaristi dan seluk beluknya, agar kita dengan sepantasnya tetap menjadikan tahun mendatang sebagai tahun untuk merayakan hidup, tahun untuk lebih menghargai dan mendukung kehidupan kita. Berbahagialah orang Katolik yang memiliki puncak hidupnya di dalam Ekaristi! Artinya di dalam perayaan syukur! Karena hidup memang pantas untuk dirayakan, bukan diratapi; hidup adalah kesempatan untuk disyukuri, bukan dikutuk dan diakhiri…

Selamat tinggal tahun yang lama, selamat tinggal juga untuk segala hal yang buruk, yang kurang berkenan, yang kurang baik, yang kurang sesuai…Maafkan atas segala kelemahan dan kekurangan para peñata dan pendamping Page ini. Saya atas nama pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan Adm. Page Seputar Liturgi; para Imam, rekan2 awam yang cerdas dan trampil dalam pemahaman Liturgi dan Ekaristi… Terimakasih atas kerja kerasnya membantu proses pembelajaran bersama. Terimakasih atas waktu dan perhatiannya, atas concerns dan kepedulian bersama bagi banyak hal yang disumbangkan Dari Umat dan Untuk Umat. Semoga Roh Kudus ke depan membimbing kita semua untuk lebih kreatif, produktif, dan saling mengisi dan melengkapi banyak hal yang berguna dan dibutuhkan oleh umat…. Terimakasih juga kepada para members yang aktif, bertanya, menyumbang ide pemikiran dan pengetahuannya tentang Liturgi dan Ekaristi. Semoga tahun yang akan datang menjadi tahun penuh berkat bagimu!

Selamat tahun baru bagimu semua; selamat memasuki masa harapan baru, dengan semangat dan janji2 baru; dengan topik2 dan pemahaman2 baru. HAVE A BLESSED NEW YEAR!

Warm Regards,

P.Christianus Hendrik SCJ, South Dakota, USA

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

TPE 2005 – KURANG SOSIALISASI?

Posted by liturgiekaristi on May 4, 2011


Mariana Djayapranata yang terasa masih kurang sosialisasi, krn masih banyak umat yg tdk mengikuti aturan TPE 2005, contohnya saat konsekrasi, waktu Hosti / Piala Anggur diangkat, umat seharusnya memandangNya dan ketika Imam meletakkan Hosti dan berlutut, umat menundukkan kepala dgn hormat dan khidmat….sering kali tidak demikian kenyataannya…

Alex P Murdoko juga tergantung gembalanya di tiap paroki..mau patuh ga..:-) ada TePas ada Kolasi dll, utk para pastor, lebih dari cukup.

Larry Leonardo Pertanyaan untuk awam dan imam juga. Biasanya umat terserah imam, imam juga terserah umat.
Peraturan dijadikan bola pimpong.. Ayo berjuang..!

Bonar Pintor H Siahaan Setuju dgn LARRY. Seringkal4 imam kalau diingatkan keluarlah alasan bhw KITA HIDUP TDK MELULU PERATURAN DAN JG BGMN IMAN UMAT BERKEMBANG DAN HIDUP DLM PESAYAAN. Jd kalau tdk sesuai dgn aturan atau norma ya tdk menjadi dosa. enak kan ….

Mariana Djayapranata yang terasa masih kurang sosialisasi, krn masih banyak umat yg tdk mengikuti aturan TPE 2005, contohnya saat konsekrasi, waktu Hosti / Piala Anggur diangkat, umat seharusnya memandangNya dan ketika Imam meletakkan Hosti dan berlutut, umat menundukkan kepala dgn hormat dan khidmat….sering kali tidak demikian kenyataannya…

Fransiskus Zaverius Sutjiharto

‎@ Pak Mariana Djayapranata: saya sangat setuju – namun umat yang terlanjur “bertradisi” menyembah jadi bertanya : mengapa harus demikian? Jika boleh saya kutibkan dari buku saya : berhala itu bernama Ekaristi? sebagai berikut : Pada saat m…engucapkan kata-kata institusi imam membungkuk sedikit dan mengucapkan kata-kata institusi dengan lantang dan jelas. Setelah mengucapkannya, imam mengangkat hosti agar dilihat umat, lalu meletakkannya ke patena dan berlutut. Demikian juga atas piala. Disini terjadi apa yang disebut dengan elevasi. Istilah elevasi menunjuk pada diangkat / diperlihatkannya hosti / piala kepada umat pada saat sesudah kata-kata institusi diucapkan. Peristiwa ini sangat penting secara spiritual. Kita sebaiknya mengangkat kepala dan mata menatap Yesus yang ditinggikan.
Yesus yang ditinggikan di salib secara tipologi telah dihadirkan dalam bentuk ular tembaga Musa di padang gurun yang mampu menghidupkan mereka yang dipagut ular (akibat dosa = kematian ; ular lambang sumber dosa). Karena “sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan” ( Yoh 3:14 – bdk Bil 21:9). “Jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup”. (Bil 21:9). Yesus yang sama itu sekarang ditinggikan dalam rupa hosti suci.
Tradisi umat di Indonesia adalah menyembah, menundukkan kepala dan mengucapkan kata-kata Thomas: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Tindakan menyembah sangat saleh namun sebaiknya kita tetap mengangkat kepala dan memandang dia, agar kita tetap hidup!
Tradisi elevasi hosti suci baru dilakukan abad XIII (elevasi piala baru abad XVI) sebagai devosi terhadap sakramen Mahakudus yang timbul akibat penyangkalan Berengarius akan kehadiran nyata (praesentia realis) Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi. Sejak itu muncul keyakinan bahwa dengan memandang hosti dan piala suci yang dielevasi itu, umat akan memperoleh berkat khusus.

Soetikno Wendie Razif

Banyak frater2 (calon Romo) yang pintar2 dikirim studi lanjut Filsafat/Theologi/Paedagogi … sisanya jadi Romo Paroki, jadi yang belajar liturgi siapa ??? ….Liturgi perlu penguasaan Kitab Suci dan Missiologi …dan jangan lupa Antropolog…i juga …sehingga dapat memahami mana adat istiadat yang dapat diterima dalam Gereja dan mana adat yang tidak boleh masuk dalam liturgi ….Mau bukti, bukan hanya masalah sembah sjud yang beragam, tapi coba lihat yang lebih fundamental : Pertunangan,Malam Midodareni dan Ngruwat … kacau tata caranya ….

Posted in f. TATA GERAK LITURGI, g. PARTISIPASI UMAT, p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

STATISTIK MINAT PEMBACA BLOG SEPUTAR LITURGI PER 26 MARET 2011 – HARI INI

Posted by liturgiekaristi on April 25, 2011


Selama sebulan sudah Page Facebook SEPUTAR LITURGI & PERAYAAN EKARISTI  menyajikan materi2 dari Blog LITURGI EKARISTI, sehubungan dengan TOPIK2 LITURGI & MASA PEKAN SUCI. Ternyata banyak juga minat dari umat untuk mengetahui hal2 demikian. Sudah lebih dari10.000 pageviews dari hampir 4000 visitors (berdasarkan IP) telah mengunjungi Blog ini.

Ada seorang fans yang sangat peduli dengan LITURGI memberikan komentar singkat katanya  : “bagus materinya. Buat buku dari situ kayaknya OK juga.”.

Apakah anda sependapat dengannya?

Dibawah ini adalah tabel statistik sejak tanggal 26 Maret 2011 sampai hari ini (25 April 2011) , atas minat pembaca terhadap topik2 yang disajikan selama satu bulan terakhir. Silahkan klik gambar nya, untuk melihat data (angka) yang lebih jelas lagi.


Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

SHARING UMAT MENGENAI PADUAN SUARA

Posted by liturgiekaristi on April 5, 2011


Sharing umat:

Minarni Prajogo

Maaf, sy pernah mendengar dr seorang Pastor bahwa stl terima Komuni sebaiknya hening, tidak perlu ada nyanyian lagu krn umat sdg berdoa dan berjumpa scr pribadi dg Yesus. Dan kata-kata beliau ini sangat cocok bagi sy. Berjumpa dg Yesus scr pribadi dlm keheningan. Tapi apa daya selalu ada lagu bahkan umat banyak yg ngobrol pd kesempatan yg sangat kusus ini.

 

Richard K. Utomo

Kalau kita menyadari bahwa Ekaristi adalah perayaan umat (PUMR 19), maka koor/paduan suara bertindak untuk mengajak dan memampukan umat terlibat dalam setiap nyanyian. Dengan demikian umat tidak hanya menjadi pendengar/penonton lalu memberi tepuk tangan. Yang aktual saat ini adalah homili dan komuni adalah saat yang tepat untuk BBM?

Noor Noey Indah

Menyanyi dg baik, belum tentu benar.. tetapi menyanyi dengan benar tentu hasilnya pasti baik.

Paduan Suara atau Koor dalam melayani Misa Kudus, dituntut harus bernyanyi dengan benar, terutama hrs sesuai dg pedoman dan aturan gereja yg sudah …ada, termasuk dlm hal pemilihan lagu, menempatkan sebuah lagu, dan cara membawakan sebuah lagu.

“Untuk menentukan teks-teks mana yang akan dilagukan, hendaknya didahulukan yang lebih penting, yakni : teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat, atau teks yang dilagukan oleh imam dan umat bersama-sama.” (PUMR 40)

Apabila lagu2 sdh disusun, sebaiknya di konsultasikan (termasuk lagu jawaban umat yg akan dipakai dlm Misa) kepada Pastor jauh2 hari sblm tugas, kemudian berlatih dg waktu yg cukup spy lagu dpt dikuasai oleh anggota koor dan dpt dinyanyikan dg baik dan benar.

Tidak harus semua lagu dinyanyikan dengan pecah suara (SATB) bila tidak memungkinkan, cukup dengan satu suara (unisono) tetapi lagu bs dikuasai dan dinyanyikan dg baik dan benar, sehingga dpt membantu Umat utk lebih khusuk berdoa dan Perayaan Ekaristi bisa berjalan dg lancar.

Oh ya, Paduan Suara harus tau lho kapan harus bernyanyi, dan kapan harus berhenti utk saat hening.. 🙂

Johanes Ogenk Jbso

pstinya lbih brntakan misanya klo imam jg ngrangkep jd dirigen, posisinya sebagai IN PERSONA CHRISTI dalam ekaristi sudah dinodai oleh perbuatannya sendiri…sekedar nambahin mudah2an berguna

 

btul memang skrg2 ini bnyk hal mmprihatinkan..pada akhirnya menjadikan EKARISTI sebagai PERTUNJUKAN yg sia-sia..pmbnahan jelas dari kita sendiri (umat) namun para imam juga diminta lebih menghayati dan memahami PUMR krn kadang justru imam yg memncing terjadinya pelanggaran2, atau kadang membiarkan itu terjadi…tapi ya terserah jika memang tujuannya MENJADIKAN EKARISTI SEBAGAI PERTUNJUKAN…klo memang begitu, sy lebih baik tidak jadi orang katolik…

 

 

Posted in 3. Koor dan Organis, p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

SHARING UMAT – SEPUTAR STIPENDIUM

Posted by liturgiekaristi on March 29, 2011


———- Forwarded message ———-
From: Ibnurini <ibnurini@suzuki.co.id>
Date: 2011/3/29
Subject: [ApiK] Stipendium dan upaya mendukung karya
To: apikatolik@yahoogroups.com

Sepanjang hidup saya malah tidak pernah memberi stipendium kepada romo manapun, Padahal boleh dibilang hampir tiap hari saya minta seorang romo mempersembahkan Misa
“Besok pagi, tolong ya Misa untuk blablabla….”
Walau stipendiumnya tidak saya berikan, tapi herannya mereka tidak
pernah menolak permintaan saya. Bukan koq karena kemarin saya tidak memberi stipendium lalu sekarang mereka bilang,”Moh ah, rin, wong kemarin kamu tidak memberi stipendium lha koq sekarang minta Misa lagi!” Hwakakakakakakakakaaaaaa……
Bahkan ketika saya minta sakramen perkawinan pun saya tidak memberikan
stipendium, padahal setelah itu sepanjang hidup romo itu tetap mendoakan
kami dan hampir tiap ulang tahun perkawinan dia khusus Misa untuk kami.
Rugi ya punya umat si rini…. Kalo seandainya semua umat seperti si
rini ya ciloko mencit romone…. Hwakakakakakaaaaaa….. Jangan pernah
meniru saya ya!!!

Stipendium itu,
Biarpun bapak bermaksud memberikannya untuk si romo pribadi,
Tapi sebagai romo tarekat yang baik, pasti diserahkan ke ekonom.
Toh nanti kalo romo perlu apa apa, tinggal bilang dan superiornya akan
memberikan keputusan

Apakah akan dibelikan,
Apakah akan dicarikan lungsuran,
Apakah akan ditolak
Pokoke dirembug bareng: apa butuhnya, apa manfaatnya.
Tarekat itu banyak juga koq yang baik hati
Yang bukan hanya memikirkan kebutuhan romo tapi juga memperhatikan nasib keluarga si romo
Misalnya, ibu si romo sakit
Romonya tugas misi,
Anggota keluarga lain mungkin tidak mampu
Ya bukan tidak mungkin tarekat mau juga mengobatkan si ibu ke RS
Itu sebabnya, saya lebih pilih mendukung karya tarekat secara
keseluruhan, jadi bagian dari mereka
Dan sengaja tidak memberi stipendium agar dalam persahabatan kami tidak
pernah ada persoalan uang apapun.

Mendukung karya itu seperti apa?
Macem macem.
Mereka punya karya misi, kita bisa bantu cari dana, ikut memperhatikan
dan membantu pemikiran kepada para misionaris
Mereka punya karya pendidikan, kita bisa bantu memberi idea idea untuk
development
Mereka punya karya social lainnya, kita bisa bantu bersynergy untuk
mengembangkannya
Bahkan ketika ada tarekat yang tidak tau bagaimana mereka bisa hidup 10
tahun lagi karena kelihatannya uang mereka bakal habis, kita bisa bantu
cari jalan agar mereka tetap hidup dan berkembang supaya para romo dan
frater itu bisa tetap jadi romo.

Kalo dipikir pikir,
Stipendium itu paling paling berapa sih…
Kalo kita bisa ikut berkarya dalam karya mereka
Itu kan juga tidak melulu buat mereka,
Lha wong mereka itu kan berkarya buat damai sejahteranya umat
Demi cinta mereka kepada Tuhan,
Kita juga diajak untuk mencintai Tuhan melalui karya bersama mereka.

Kalo kita berkarya sendiri, tentu bisa, tapi kebanyakan orang kan paling
paling apa sih yang dilakukan…
Pendampingan BIA, ngajar di rumah singgah, mengunjungi panti asuhan
panti jompo hingga panti pijit
Tapi kalo kita persatukan karya kita dengan karya mereka,
Kita bisa bantu mereka MEMBANGUN gereja, rumah singgah, panti asuhan,
panti jompo hingga panti pijit itu
Tidak berarti yang satu lebih baik dari yang lain, tidak.
Tentu sama baiknya,
Tapi hasilnya memang beda.

Salam berkah Dalem, rin

PERTANYAAN SEORANG UMAT

“Mantap, bagus skali.
Sy berada di komunitas doa di Ptk. Ad komunitas yg sgt syg imam, tiap kali acara apa aj, imam pst diberi stipendium dlm jmlh yg lumayan. Lalu kami komunitas yg byk skali pelayanan tp kurang dana jd takut meminta pelyn imam. Bgmana seharusnya kami memberi masukkan ? Tq Gb”

 

PENCERAHAN DARI IBU RINI.

fromIbnurini <ibnurini@suzuki.co.id>

Mas saudaranya Seputar Indonesia petang,

Relasi yang paling menyenangkan dan benar antara kita dan Tuhan adalah relasi saling mengasihi.

Jadi, baiklah kita berdoa karena kasih kepada Tuhan dan bukan karena takut atau merasa berhutang.

Demikian juga relasi antara kita dan para gembala.

Kita dan para romo itu kan sesama manusia, jadi, marilah kita saling mengasihi.

Mereka mengasihi kita karena kasih mereka terhadap Tuhan, demikian juga kita terhadap mereka.

 

Dalam kasih, kita selalu berusaha memberi yang baik.

Kalau mampunya sedikit ya baik: seperti janda yang mampunya memberi satu duit kan tetap mulia

Kalau mampu banyak ya baik juga: bisa dipakai untuk mendukung karya para imam.

 

Kalau berkutat pada ”gak enak ah, masa’ kita memberinya sedikit (walau memang tidak mampu)

Padahal komunitas lain memberinya banyak.” itu mengandaikan hubungan kita dengan imam seperti hubungan dagang.

Apakah ada price list di dahi mereka sehingga kita berpikir seperti itu?

 

Tapi lebih dari itu, memang harus diingat bahwa gunanya imam terutama adalah untuk mempersembahkan Misa.

Sedangkan pleyanan kan tidak berarti selalu Misa.  Untuk yang tidak Misa, baiklah bila kita umat mandiri.

Atau ya boleh juga kita minta pelayanan para bruder.

Jumlah imam yang tidak banyak itu kan harus melayani demikian banyaknya permintaan Misa bagi umat.

Kalau sedikit sedikit mintanya imam yaaaaa…. kasihan umat lain kaaannn….

 

”banyak sekali pelayanan” itu apa ya maksudnya? Semuanya berupa Misa?

Jangan kecil hati.

Di Jakarta ini ada 15 lokal penjara/rutan yang semuanya diusahakan ada Misa tiap minggu.

Berarti tiap bulan kira kira tidak kurang dari 40x Misa.

Ada komunitas yang kaya ya memberi stipendium.

Tapi kalau komunitasnya miskin ya romonya tidak diberi stipendium.

Tapi biasanya sih para imam yang memang bertekad melayani penjara tetap berangkat koq kalau diundang Misa di penjara.

Pertama mungkin mereka sungguh mengasihi Tuhan sehingga memang mau melayani narapidana,

Kedua mungkin juga mereka takut ditaruh di sebelah kiri bareng kambing ……hwkakakakakakkaaaaaa…. ampyuuun mo!

Tapi nalarnya adalah: umatnya kan napi jadi termasuknya mereka tidak punya penghasilan, lalu darimana mesti memberi stipendium?

Kami pelayan kan hanya menyambungkan antara kebutuhan napi untuk menerima Tuhan dengan romo,

Masa’ kami sudah melayani masih juga harus bingung mikir harus memberi stipendium?

Tidak harus mikir stipendium saja tidak banyak orang yang melayani,

Kalau masih juga harus mikir stipendium waaaahhhh…..

TAPI kalo memang ada uangnya, dan toh berarti mendukung karya para imam yaaaa… mari berbagi, mari mendukung mereka!

Lagi pula, kalaupun tidak dengan uang kan bisa saling mendoakan, saling menguatkan.  Akehlah!

 

Saling mengasihi, sungguh itu yang terindah!

 

Salam berkah Dalem, rin

 

 

 

 

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

MATERI PAGE SEPUTAR LITURGI MAU DIBUKUKAN?

Posted by liturgiekaristi on March 23, 2011


  • 67 people like this.
    • SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

      Ini sebagian dari komentar fans yang masuk …

      Pendapat 1 :

      Pembaca Page SL dalam bayangan saya lebih homogen. Ini bagus, kita perlu Page yang lebih khusus untuk liturgi.

      Pendapat 2 :

      Saya lebih suka pertanyaan dijawab dengan jawaban, bukan dengan link walaupun di link tersebut juga tersedia jawaban. Hubungan tanya jawab ini yang membuat diskusi menjadi hidup, karena kalau ada jawaban langsung yang kurang jelas umat bisa bertanya lagi. Kalau dikasih link akan enggan bertanya lagi kalau ada yang kurang jelas. Bukankah itu gunanya forum?

      Selalu ada umat yang baru belajar, baru mengerti, atau sudah pernah baca tapi lupa. Dengan kata lain, kalau mau jujur, umat di sini masih dalam tahap melakukan, belum menjiwai. Melakukan saja masih ragu2 atau banyak salah, apalagi menjiwai.See More

      Monday at 9:05am · · 4 peopleLoading…
    • Noor Noey Indah

      Di kemas dlm bentuk apapun, buat saya tidak masalah, krn kehadiran Page SL ini sgt membantu trutama utk lbh tau dan lbh memahami ttg Liturgi.

      Ttg bentuk kemasan..
      Bg yg ingin mencari / mendapatkan informasi secara utuh dan menyeluruh, ada ran…gkuman, itu bagus.. krn lbh mudah utk mencari & mendapatkan informasi keseluruhan itu jd lebih mudah & lengkap krn sdh terangkum, tdk mesti cari satu-satu krn terpisah / terputus-putus. Bila masih ada yg krg jelas bisa bertanya pada link yg utk diskusi.

      Begitu jg bg yg ingin mendapatkan pencerahan dg diskusi/sharing, bs lansung dituangkan di link diskusi. Krn bs lgsg tanya & dijawab dr team Admin SL maupun dr sumber yg lain.See More

      Monday at 9:49am · · 1 personLoading…
    • Winawatti Yahyapermana bagi saya dua2nya ada baiknya, yg di SL tetap spt ini, kmd dari diskusi yg sudah selesai dikelompokan dlm kumpulan sharing dg maksud memudahkan untuk mencari bila kita memerlukannya (spt perpusatakaan gitu). Thx untuk jerih payahnya.

      Monday at 9:56am · · 1 personLoading…
    • Noor Noey Indah

      Ada yang ketinggalan… Terimakasih utk para Romo dan Admin SL dg segala pencerahan & info2 yg sgt membantu dlm pemahaman ttg liturgi selama ini juga nanti.. Semuanya sungguh membantu dan bermanfaat..

      Sekali lagi, Terimakasih… Maturnuwun…… Berkah Dalem.

      *Tetap & makin semangat ya Admin… ^_^See More

      Monday at 10:40am · · 1 personLoading…
    • SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

      Ibu Noor…doakan ya…kalau Tuhan menghendaki…semoga materi ini bisa dibukukan…agar umat yang tidak bisa akses internet…juga bisa menikmati pencerahan…lewat buku…Siapa tahu…kalau Tuhan menghendaki…:-) Seperti yang ditulis ol…eh pastor di tab Kesan & Pesan “Bahwa saya pernah mendengar ada usulan untuk membukukan dari sekian banyak notes yang pernah dimuat di Page ini, saya kira itu sesuatu yang baik supaya lebih banyak lagi orang mendapat berkat dan pencerahan. Sekali lagi, selalu ada kemungkinan kita salah, tetapi jangan ragu, mulailah dari keterbatasan, bahkan kalau itu hanya dari “lima roti dan dua ikan…Tuhan akan melengkapi secara melimpah.”See More
      Monday at 1:15pm · · 2 peopleLoading…
    • Noor Noey Indah

      amat sangat setuju.. setuju sekali..
      Semoga dg pencerahan yg tertuang dlm bentuk buku maupun dlm bentuk yg lain (bila mungkin), Umat semakin mudah utk memahami & mau melaksanakan juga tentunya, shg setiap perayaan yg kita rayakan akan menjad…i lbh penuh makna dan keselamatan dari Allah Bapa terasa semakin nyata, karena kita memahami apa yg sedang kita lakukan, dan, semua itu baik dan benar adanya.

      Saya pasti bantu dg doa, smg semua rencana indah ini bs terwujud dlm wkt yg tidak lama. Alangkah indahnya bila kt dpt mengerti & memahami setiap makna yg kita lakukan, khususnya dlm berliturgi.
      Tuhan senantiasa bekerja bersama kita, mendampingi setiap langkah & karya kita, terutama bg setiap Team Admin SL dlm mewujudkan rencana ini, dan.. Tuhan akan melengkapi secara melimpah.

      Amin.See More

      Monday at 2:19pm ·
    • Djatmiko Johanes Kalo bs dbukukan jangkauannya akn lbh luas,khususnya bgi mrk yg tdk punya akses di internet/fb..n bukunya bs dsebarkan ke paroki2, dpt dana tmbahan.. Slm.Gb.

      Monday at 4:55pm · · 1 personLoading…
    • SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA Ibu Noor dan Pak Djatmiko. Terima kasih atas commentnya. Memang itu yang menjadi concern admin…, umat yang tidak ada akses internet…Doa in ya..semoga mimpi ini bisa terwujud…:-)

      Monday at 5:17pm · · 2 people

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

KOMENTAR UMAT ATAS PAGE SEPUTAR LITURGI

Posted by liturgiekaristi on March 15, 2011


Post 15 Maret 2011

 

Noor Noey Indah

March 4 at 9:24am
Bukan bermaksud berlebihan, tapi bila sehari gak baca page Seputar Liturgi, slelau trasa ada yg kurang..
Semoga semakin banyak yg bergabung shg semakin banyak yg makin memahami & mengerti tentang liturgi kemudian melaksanakannya dg benar & sebaik-baiknya pula.
Mari benar dijalan yg benar..

Terima kasih Admin..
Terimakasih Romo..
Terimakasih Seputar Liturgi.
Berkah Dalem.

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

KALAU UMAT BICARA SOAL LITURGI :-)

Posted by liturgiekaristi on March 11, 2011


Komentar 1 :

orang katolik hanya pintar membahas tentang liturginya aja…saya juga katolik,..tapi sekarang tujuan kita apa..?aku malah setuju sekarang gereja katolik punya aliran karismatik …jadi disana banyak aku mendengar tentang lagu2 rohani,dan lagu2 rohani itu juga sangat pribadi…jadi hubungan kita dengan Tuhan semakin akrab..dahulu aku tidak suka dengan karismatik karna aku sangat fanatik,..tetapi ketika saya ikut karismatik, disana aku banyak mengalami kasih Tuhan…dan bukan berarti saya tidak mengikuti perayaan ekaristi, justru aku lebih mendalaminya dan merasakan Kasih Tuhan itu sangat luar biasa…sekarang bukan masalah liturginya..tetapi benarkah kita mencintai Tuhan..Banyak ya saya melihat orang2 katolik, yg begitu tau banyak tentang liturgi,ajaran gereja,dogma gereja..tapi imannya kepada Yesus sangat lemah…

KOMENTAR 2 :

kalau menurut aku pribadi,liturgi itu diadakan sbg sarana utk mendekatkan diri kpd Tuhan,sama spt puasa yg adlalah sarana utk mendekatkan diri kpd Nya,jadi tujannya yg hrs diutamakan,bukan sebaliknya……tolong kalau keliru,beri pencerahan dara yg lbh paham

PENDAPAT 3

memang seharusnya umat yang ikut aturan Gereja bukan sebaliknya karna di segala tempatpun mempunyai aturan sendiri bahkan dilingkungan RT pun punya aturan jadi ..tinggal kita yang memilih..bahkan Tuhan pun memberikan kita kebebasan untuk memilih..(termasuk memilih untuk tidak pergi ke Gereja) @LBG:…yang membuat kita dekat dengan Tuhan adalah diri kita sendiri bukan karna lagu2nya….saya pernah masuk Gereja Katolik dibeberapa tempat ( tugas saya sering keluar daerah bahkan sudah hampir seluruh negri ini) ada sesuatu yag mengalir dalam darah saya,sesuatu yang membuat saya lebih hormat kepada tempat itu,lebih khusuk dan lebih nyaman…tetapi ketika saya masuk kebeberapa gereja bukan Katolik rasa nya biasa saja tidak ada yang membuat saya merasa lain bahkan saya merasa seperti sedang latihan nge Band/vokal group seperti waktu saya masih remaja dulu……Salam Damai

PENDAPAT 4 :

saya juga katolik..tetapi ketika iman saya mulai kendur,..saya tidak begitu saja menyalahkan gereja saya sebagai penyebab iman saya kendur,intropeksilah diri sendiri..mungkin lingkungan anda bisa menjadi penyebabnya…ditempat saya ..selalu ada kumpulan/kring yang tiap bulannya tiap tanggal 7 mengadakan pertemuan rutin warga katolik di..padusunan,tiap tanggal 20,kami membuat pendalaman iman katolik…hal ini saya dan istri saya merasakan manfaatnya..disamping bersosialisasi,iman kami pun terus berkembang,tidak layu dan menjadi penyendiri….yang saya rasakan dulu ketika kuliah..hal ini tidak terpenuhi sama sekali,saya tidak aktif di mudika,dan kegiatan gereja lainnya,.saran saya coba anda aktif didalam lingkungan anda..

PENDAPAT 5 :

jujur ketika saya mengikuti karismatik, tidak ada apa pengaruhnya bagi saya, iman saya bukan semakin tebal malahan semakin ragu mengapa gereja membiarkan hal ini terjadi, setahu saya adorasi itu tenang, sakral, sunyi mengapa menjadi ribut dengan band, malahan timbul rasa kebencian, karena ibadah ini telah menghina sakramen Mahakudus dengan teriakan dan band

PENDAPAT 6 :

Ya kalau kita masih senang disebut katolik ya kita ikuti aturan2 gereja katolik roma. gereja punya banyak aturan, tapi semua ada solusinya kok, nak solusi itu ada tahapan2nya gak ada kok kata mati gak boleh lagu yang bernuansa kedaerahan dsbnya. Nah kalau kita sudah tidak nyaman dalam gereja katolik, kita juga punya kebebasan kok untuk memilih tidak bergabung debgab gereja katolik. tapi ingat, bukan kita yang memilih, tapi tuhan yang memilihmu. Pizzzz…..

PENDAPAT 7 :

Banyak bidaah menyebarkan ajarannya lewat lagu. Kalau lewat buku, traktat atau khotbah biasanya orang malas mendengarkannya, tetapi kalau lewat lagu-lagu biasanya jauh lebih efektif. Terutama karena ada banyak orang yang berpikir asal lagunya bagus dan teksnya memuji Tuhan, kenapa harus dicurigai?

PENDAPAT 8 :
@Daniel Pane, setuju sekali… seringkali ajaran2 dimasukan kedalam lagu. Apakah lagu itu sesuai dengan iman katolik atau tidak itulah gunanya imprimatur dan nihil obstat. Bisa membangun rogani dan tidak bertentangan tapi kurang sesuai untuk liturgi. Nah umat2 perlu diberi pencerahan, apa itu arti ekaristi… bung admiiiiin…

PENDAPAT 9 :

lagu yg pas kata2nya dan menyentuh iramanya bisa membawa kita masuk lebih dalam saya setuju. Setiap pribadi punya pendekatan sendiri2 tidak selalu sama. Mau lewat lagu mau tanpa lagu/hening sama saja,terserah Tuhan bagaimana mau menjamah kita. Kita sama2 orang Katolik, ibarat naik kendaraan bis yg sama dgn tujuan yg sama
pula meskipun tempat duduknya lain2 kalo penumpang nya tidak kompak,mengganggu konsentrasi sopirnya,maka bis nya akan bisa mengalami kecelakaan dan tidak mencapai tempat tujuan.

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

PAGE FACEBOOK “SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI”

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


Pendapat seorang umat:

Page ini menjadi sarana untuk sharing mengenai liturgis

Saya setuju bahwa banyak dari kita sudah punya pengalaman mengenai liturgi tapi saya tidak yakin bahwa banyak dari kita mengerti liturgi yang benar karena tidak semua pastur paroki mengajarkan kepada umatnya liturgi yang benar..

saya ambil contoh (saya tidak mengada-ada) koster di gereja saya sudah menjadi koster selama 15th dan sudah mengalami pergantian pastur kurang lebih 4 kali, disaat ganti pastur paroki yang baru lagi, ternyata pastur paroki tersebut banyak merubah apa yang sudah menjadi kebiasaan dan pengalaman sang koster itu sendiri.

Tiba-tiba saya menjadi bertanya-tanya, apakah yang salah 4 pastur sebelumnya atau 1 pastur yang baru datang itu yang salah,, atau sebenarnya kelima pastur itu salah semua karena tidak memberikan pendidikan liturgis yang memadahi kepada kosternya bahkan umatnya??

jadi menurut saya ada baiknya disertai dengan hukum2 yang ada jadi kita semua semakin tercerah dan mendapatkan pendidikan yang baik mengenai liturgy. Karena liturgy tidak bisa hanya berdasarkan pengalaman, karena pengalaman bisa saja salah.

umat yang lain tentu tetap boleh bantu, tapi menurut saya, tugas moderator juga jadi penting yaitu Untuk mengumpulkan, merangkum pertanyaan warga di page ini dan memberikan kepada pastur pengasuh page ini agar bisa dijawab secara memadahi dan secara hukum gereja, ga harus semua pertanyaan harus langsung dijawab kok,

setelah mendapat penjelasan dari pastur pengasuh jawaban bisa ditaruh di note sehingga jika ada anggota baru di page ini bisa baca2 dulu di note yang ada jadi ga usa menjelaskan lagi yang sudah ada . Harapannya kita semua semakin bisa mengenal dan mencintai liturgy (ritus) gereja kita 🙂

SHARING :

Antonius Slamet
mohon maaf yah para pastor mediator kl saya hrs mengutarakan apa adanya tanpa maksud lain, ttp semua demi keseragaman dan perbaikan, bhwa di paroki sayapun jg terjadi kalau ada pergantian pastor paroki pasti ada yg berubah, yg namanya jawaban doa umat saja berubah2 terus, pdhla di paroki lain masih standard paling2 jawaban umat “kabulkanlah doa kami ya Tuhan’, ini karena gampang bosen ato u memperkaya liturgi ato krn gengsi? n kenyataan pula kl banyak pastor yg sekarang menjadi ‘raja’ beneran di parokinya, jd bukan raja yg melayani umat lagi. yg lbh memprihatinkan anggota dpp-nya adalah orang2 dekatnya….bs dibayangkan bgmn jadinya dgn pelayanan gereja ke umat? gaya2 saya sangat berharap gaya connection begini jgnlah dibawa2, krn yg perlu kita ingat bahwa kl seeorang menjadi aktifis ato pengurus di gereja itu untuk melayani umat, bukan untuk cari nama, pujian apalagi kedudukan!!!!!!!!!!! ingat pula bahwa gereja adalah untuk kegiatan kerohanian, bukan sebuah perusahaan keluarga tbk, jd apa yg kita lakukan adalah untuk menjadi pelayanNya bukan untuk menjadi pelayan ‘raja’ tadi……
saya lbh suka menggunakan istilah pastor mediator krn saya sangat berharap forum ini menjadi forum informasi/diskusi yg menjembatani umat dgn pastor u saling mengingatkan/mengoreksi agar tri tugas sbg, imam, raja dan nabi benar2 dpt diwujud nyatakan dlm kehidupan sehari2, bkn sekedar pendalaman iman sj.

Daniel Pane
‎@Antonius: menurut Buku Misa hari Minggu dan hari Raya, aklamasi doa umat memang berganti setiap pekannya. Biasanya Paroki enggan mengganti dan dibuat tetap “kabulkanlah doa kami, ya Tuhan” karena alasan praktis saja, biar gampang. Kalau menurut Missale Romanum rasanya memang diberi kebebasan untuk menyusun doa umat baik ujud maupun jawabannya. Jadi ya bebas-bebas saja.

Tapi yang standart biasa dipakai di Misa Kepausan adalah ujud dibacakan lalu dinyanyikan “Marilah kita berdoa” lalu umat menyanyi “Kyrie eleison”.

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

SUARA HATI UMAT GEREJA KATOLIK MENGENAI LITURGI

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


Syalloom!!!

Kita membicarakan untuk bagaimana menciptakan suasana liturgi YANG KUDUS DAN INDAH, YANG INDAH DAN KUDUS, dimana umat didalam suasana kelayakan dan kekudusan untuk MENYAPA DAN DISAPA ALLAH.

Satu hal yang selama ini membuat saya sebagai seorang Katholik sejak lahir dan dilahirkan didalam keluarga Katholik, yang membuat saya miris, sedih … dan “marah” adalah sikap dan penampilan dari kebanyakan umat Katholik saat menghadiri Misa Kudus pada abad 21 ini. Dan hal ini menurut saya adalah hal yang paling utama untuk menjadi perhatian kita semua sebagai umat Katholik, yang nota bene merupakan jemaat atau gereja “PERDANA” (gereja Kristus), sebelum kita mulai dengan LITURGI GEREJA.

Coba kita lihat dalam setiap Misa, bagaimana penampilan/cara berpakaian umat Katholik kebanyakan yang telah mengalami kemerosotan dalam nilai-nilai tata berbusana yang pantas dan layak untuk hadir pada Perayaan Ekaristi Kudus. Menurut saya, kebanyakan umat Katholik telah menyalah artikan “berpakaian SEDERHANA, LAYAK DAN SOPAN”. Kebanyakan dari kita telah menghilangkan kata “LAYAK DAN SOPAN” dari kata “berpakaian SEDERHANA, LAYAK DAN SOPAN”, sehingga mereka ketika menghadiri Perayaan Ekaristi Kudus, mereka berpakaian “sesederhana mungkin” dengan hanya menggunakan sandal jepit, kaos oblong, yang lebih membuat miris lagi para wanitanya mengenakan celana tigaperempat jauh dibawah pusar bahkan memperlihatkan sebagian pinggul, dan mengenakan blouse/t-shirt yang cekak, sehingga ketika duduk atau membungkuk terlihat celana dalamnya; Mereka berpakaian layaknya hendak piknik ke pantai ancol.

Mereka ini kalau mdikatakan orang tak mampu, tapi turun dari mobil mewah, tapi ketika diundang ke pesta sahabat, kerabat atau relasinya, mereka berpakaian yang sangat sopan, kasual. Apakah umat Katholik sudah tidak ada malunya dihadapan Allah? Sudah tidak menghormati Allah yang mengundang kita ke Pesta Perjamuan KudusNya, dan lebih menghormati manusia yang mengundang kita ke pesta duniawinya?

Saya ingin mengajak semua umat Katholik untuk lebih menghormati undangan dan sapaan Allah kepada kita, supaya Liturgi Perayaan Ekaristi Kudus bisa LEBIH KUDUS DAN INDAH, dan LEBIH INDAH DAN KUDUS. Saya adalah bagian dari Paroki St. Leo Agung, KODAM, Jatiwaringin, Jakarta Timur dimana gereja kami bersebelahan persis dengan gereja HKBP yang jemaatnya sangatlah menghargai undangan Allah dengan memperhatikan kepantasan busana mereka dihadapan Allah, layaknya memenuhi undangan pernikahan sepasang mempelai;

Terus terang saya sangat malu terhadap tetangga kita ini. Jadi saya menghimbau kepada seluruh umat Katholik dimanapun saja, marilah kita berbusana yang tidak perlu mewah, namun sederhana dalam artian yang pantas dan sopan, tidak mengundang pikiran-pikiran nnegative terhadap sesama umat sehingga benar-benar dapat menciptakan suasana LITURGI YANG KUDUS DAN INDAH dan LITURGI YANG INDAH DAN KUDUS. Tuhan memberkati kita semua, Amen.

SHARING2 :

Mardie Simauw. Se7 sekali. Saya juga melihat hal yang sama hampir di setiap gereja Katolik yang saya datangi untuk misa biasa (perkecualian untuk misa pemberkatan pernikahan). Munqnkah gereja membuat peraturan tata busana yang lebih strict bagi umatNya? Apa gak biqn umat lari ke gereja lain?

Hailey Francis Thomas . rsanya nga ada msalah utk gereja lebih tegas ttg hal ini…para pastor seharusnya lebih lantang dlm menghadapi perkara2 sebegini, karena selayaknya Tuhan itu dihormati dan kita sbg umatNya, selayaknya mmberi yg trbaik utk Dia…yakni lewat pakaian, lewat persediaan rohani mahupn jasmani…moga2 kita semua beroleh rahmatNya bila kita tau, menjaga kesopanan itu juga sebagian dri perbuatan iman…

Mila Querra
waduh… kasian kalo Pastor2 di beri pekerjaan tuk mengingatkan umat hanya soal berpakaian….
mungkin lewat warta gereja, lewat lcd, lewat pengumuman.para katekis dan guru agama…yg terpenting adalah kesadaran diri pribadi… kalau ybs tak… mau sadar ya percuma…. tapi baiknya qita mulai dari diri sendiri,dari kel qita, dari teman2 yg qita kenal, dan mereka masing2 jg melakukan yg sama dan begitu seterusnya… lama2 yg berpakaian tidak sopan akan malu sendiri khan? selain qita terus berdoa mohon pimpinan RohNYA agar seluruh umat qita senantiasa di berikan hikmat untuk dapat menunjang liturgi yg kudus dan indah…baik itu dari cara berpakaian maupun dari sikap dalam mengikuti misa….

Warren Athena . marilah kita bersama sama menyadari akan kekudusan, kita akan bertemu Tuhan,jadi hati yang tertuju pada Tuhan,jangan mengundang masalah baru dengan penampilan yang tak pantas,apalagi yang mengundang perhatian. janganlah kita menjadi anak tangga iblis ,terutama menggoda pastur dan hubungan yang tak sehat. .

Ajie Widyantoro Albertus Magnus. Teramati bahwa sekarang ini banyak orang ikut ekaristi hanya sekedar melaksanakan kewajiban, hanya secara fisik tidak secara bathin, jgn terkaget kaget itulah salah satu buah buahnya … mari dalam Ekaristi Kudus kita menjadi umat Allah, bukan sekedar orang yang datang ke gereja …

Ajie Widyantoro Albertus Magnus . Selama baju itu rapi dan sopan tidak perlu dipermasalahkan, yang penting ikut ekaristi itu hatinya, jgn kita merasa mewakili Allah menentukan layak tidaknya seseorang datang kerumahNya, karena Allah itu mahatahu isi hati anak2nya yang datang padaNya …

Yusno Kristio
betul ke Gereja itu hatinya yang paling penting….
tapi tetap harus tenggang rasa dengan yang lain. Soale yang membiarkan orang lain tetap dalam kesalahan itu adalah dosa. kita memiliki tanggung jawab sebagai nabi dan guru. sehingga jika …melihat yang kurang beres bahkkan tidak beres dalah rumah Allah harusnya bertindak sebagaimana mestinya sesuai dengan kehendah Tuhan jangan sekehendak udele dewe. memang perlu diingatkan jika perlu jangan sampai orang tidak bisa membedakan saya mo pergi ke Gereja atao mo shoping bahkan ke pantai… itu namanya kebablasan alias masih jaman adam dan hawa sebelum makan buah pengetahuan yang baik dan benar. lh akita ini kan sudah terkena dosa asal kendati sudah dihapus, tapi eh nyatanya tetap terus sombong tak mau dengat orng lain… lak gitu to.. saudara-saudari…

Maria Cecilia Harjayanti Handoko . Kalau menurut saya yang penting adalah HATI kita, Tuhan tidak melihat/mempedulikan penampilan kita, apakah ada kerinduan di HATI kita untuk BERSATU dengan DIA, datang ke Misa sudah merupakan suatu tanda syukur yang patut kita hargai, masih banyak orang yang belum sadar bahkan untuk meluangkan waktunya mengikuti ekaristi kudus. Hendaknya kita tidak melihat orang hanya dari penampilan luarnya, kita tidak tahu bagaimana HATI-nya, kesadaran setiap orang untuk bertumbuh / berpakaian / berpenampilan berbeda-beda.

Hendrik Jaman . Memang Tuhan melihat hati setiap umat yg datng berdoa di Gereja (menurut anda), nah kalo sebaliknya pelayan (pastor) memakai celana pendek, kaos oblong memimpin misa, apakah anda-anda masih setuju? toh yg penting hatinya pastor!! datang ke pesta duniawi anda-anda memakai baju sopan sampai di gedung para pelayan di sana bajunya rapi dan sangat sopan, nah ke tempat di mana anda diundang khusus oleh Allah hanya memakai baju yg tidak sopan? cekcekcek….

Anton Isdarianto . Bukannya mau sok suci. Tanya diri-sendiri ‘nape? : pantaskah aku di tempat ibadah memakai rok mini yg tingginya 2 jengkal dari dengkul, dan tank top dgn belahan dada begitu rendah? Ini beberapa kali saya lihat di paroki di bilangan Meruya, Jakbar. Mau ke bar atau mau ibadah?

Hery Windcester
Sandal jepit ama kaos oblong its okay, kan gereja ga haruskan utang beli baju utk tampil layak…lama2x keluarga muda bawa “bocah” di protes juga karena rewel bikin ganggu konsentrasi, trus kapan bocah terima kebiasaan iman gereja katolik? …kapan bisa kasih ruang untuk bocah? tunggu ortunya berantem krn sibuk karir dan ketika bocah tumbuh layak ke gereja? anda bandingkan HKBP jangan yg di deket gereja anda dong coba liat lainnya sama kaya pesta Duniawi juga, parkirnya aja ganggu ketertiban warga…Come on Tuhan gak JUDGE umatnya From teh cover…cara antisipasi biar konsen…datang setengah jam sebelum misa berdoa pribadi mempersiapkan hati dan saya yakin hati anda gak akan menjerit tertekan karena yg anda sambut adalah Tuhan bukan kehadiran orang lain disamping anda Semoga bermanfaat Berkah dalem

Musryanto Andhika. Saya kira tidak ada salahnya kalau gereja katolik di Indonesia mulai berbenah tentang pakaian. saya pernah melihat salah satu gereja di luar Indonesia didepan pintunya terpampang “sign” laragan pakai celana pendek, topi/pet, singlet/, bukan pakaian yang miskin dan bau.

Albert Thian . Menarik, sedikit-sedikit argumen yang diajukan adalah “hati”, dan “hati”. Jangan sampai argumen “hati” tersebut justru menjadi sandungan bagi mereka yang hendak mengenal lebih dalam pada perayaan Ekaristi. Mereka yang berpenampilan apa adanya (baca: minim baju, alias tidak sopan), dengan argumennya “hati”, membuat orang menjadi enggan ke Ekaristi karena penampilan mereka yang tidak mencerminkan “hati” tersebut.

PENCERAHAN DARI PASTOR Yohanes Samiran

Karena Misa kudus adalah perayaan jemaat, maka sekalipun kita bisa berargumen bahwa Tuhan tidak memandang penampilan lahiriah orang, tetapi melihat hatinya; namun harap disadari bahwa kita juga perlu menjaga kenyamanan dan membantu suasana …doa jemaat.

Kalau kehadiran kita dengan pakaian yang tidak lazim itu mengganggu (banyak) umat saya kira kita harus berpikir ulang tentang pakaian dan penampilan kita.
Jadi mengganggu di sini bisa karena pakaian, kebersihan badan, penampilan kita, dlsb.

NB. Hal “sopan” dan tidak dalam soal pakaian memang bisa diperdebatkan, tetapi ada standar sederhana bahwa sesuatu adalah sopan kalau lazim dan pada tempatnya.
Contoh memakai pakaian renang yang cuma 2 potong itu adalah sopan untuk di kolam renang dan pantai, dan malahan tidak sopan orang renang dengan pantalon yang lengkap dengan jas dan dasinya.
Maka setiap pakaian dirancang dan dibuat untuk lingkungan tertentu dan keperluan tertentu.

Masuk Basilika Santo Petrus (San Pietro) Vatikan, hanya untuk sight seeing, lihat sebagai turis, saat tidak ada Misa pun, dilarang memakai celana pendek, pakaian tanpa lengan, dan sejenisnya yang dikategorikan pakaian santai atau semacam it…u. Akibatnya kadang ada yang harus pinjam rok atau kain temannya dll.

Saya kira kita juga mengerti Tuhan yang di Basilika dan yang di gereja kita itu sama. Basilika itu ‘rumah Tuhan’ dan gereja kita juga ‘rumah Tuhan’.

Akhirnya, konon nenek bilang: kalau mau (= menginginkan) dihormati orang lain, berlakulah hormat, jaga diri secara terhormat, dan hormati orang lain juga. 🙂

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

SHARING IMAM SEPUTAR PELAYANAN DALAM BERLITURGI DI TENGAH UMAT

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


Topik :

Kl selama ini kt sbg umat sll mendapat pencerahan dr pastor , kali ini, blh ngga sih, kt dr umat mendapat sharing dr pastor2 di page ini , apakah benar selama ini pastor2 begitu “baik hati” sampai2 umat kebablasan dlm ber- liturgi. Coba lihat satu tanggapan ini “Cegah dan tangkal semua lagu profan! Banyak pastor tdk memperhatikan ketentuan liturgi, lalu umat pikir: boleh… Jadinya, keterusan…” 🙂

Usul dari Bp. Agus Syawal
mungkin walau agak menyakitkan, mengingat efeknya yang lebih luas, kalau romo ditembak ditempat, silakan romo coret sana-sini lalu romo tembak balik: “kita daraskan saja, setelah misa selesai tunggu saya di tempat koor, jangan kemana-mana sebab ada yang ingin saya sampaikan.”

SHARING DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Sharing saya: 😀
Biasanya umat kebablasan (kalau kaitannya dengan Ekaristi) dalam hal lagu dan praksis pribadi.
Dari pengalaman saya seringkali pastor atau imam (bahkan seringkali uskup juga) menjadi tidak berdaya tatkala petugas liturgi misalnya Koor menyodorkan pilihan lagu sesaat sebelum si imam keluar dari sakristi. Saat semacam itu tidak mungkin membuat koreksi atau kontrol, karena sifatnya ‘memberi tahu saja’.

Kalau mau merayakan Ekaristi yang lurus, apik, dan mendukung, sebenarnya semua petugas sebaiknya konsul ke romo yang akan pimpin Misa, atau minimal romo parokinya.
Juga petugas lektor, pembawa doa umat, dll – latihan on the spot, dengan perlengkapan real yang ada dalam dalam keadaan ‘on air’, seperti saat misa.
Jadi bisa mengukur karakter suara dan kecepatan yang dibutuhkan agar pesan sungguh sampai.

Tetapi dalam praktiknya lebih banyak romo “ditembak di tempat” – bahkan kalau pun ada lagu yang jelas dilarang pun misalnya ordinarium dll – kadang koor berkelit “sulit mengubah karena yang dilatihkan ya yang ada di daftar”.

Akhirnya setelah Misa berlangsung —- umat yang melihat menarik kesimpulan: “Oooo lagu itu boleh kok dipakai dalam Misa, buktinya itu …….”
Horotoyoh … siapa yang perlu salah atau disalahkan?
Heheheeee ……. 🙂

SHARING DARI PASTOR CHRISTIANUS HENDRIK SCJ :

Memang salah satu ciri hidup manusia itu ya ngga pernah puas, jadi termasuk juga dalam berliturgi sering tidak merasa puas. Kadang karena romonya sudah terbiasa sehari2 sebagai pelaksana liturgi lalu mulai ingin lain2 seperti umat, maksudnya kreatif mungin, tapi kebablasen.

Sementara umatnya semakin senang jadi keg romonya. Jelas2 sebagai awam, tapi dalam pelaksanaan liturgi lalu merasa diri dan bertindak tanduk seperti imamnya wkwkwk….Apalagi kalo rm nya baru pindah-katanya harus belajar dulu memahami situasi baru, sementara pelayan awam karena udah lebih lama disitu lebih tahu situasi gereja dan kebiasaan setempat…Lalu kadang romonya “jadi minder sendiri” sama pelayan awamnya wkwkwk……(intermezzo aja, mudah2an tidak pernah terjadi begitu).

Kiranya perlu saling mengingatkan, rasanya tidak berdosa kog kalo umat kadang mengingatkan juga romonya…wkwkk…..
Perlu bersama2 sadar diri dan kembali pada rel nya masing-masing, supaya liturgi itu menjadi bukan saja indah, tapi penuh makna dan kita bisa menimba kekuatan untuk bekal hidup lewat hidup yang dirayakan dalam liturgi.

Gereja itu suci bukan hanya bahwa Allah tinggal di dalamnya, tapi juga karena kita meyakininya sebagai suci, memperlakukannya secara suci, dan hidup di dalamnya sebagai orang2 yang berusaha untuk hidup dalam kesucian… Hal yang sama berlaku juga dalam hal liturgi. Ganti aja kata Gereja di atas dengan liturgi, lalu hukumnya sama…wkwkwk..
GBU all.

SHARING DARI PASTOR BERTY TIJOW MSC :

SEKEDAR SEBUAH SHARING, teman-teman peminat dan pencinta liturgi di page ini, saya senang bahwa ternyata banyak oang ingin tahu seluk beluk ber-Ekaristi yang sebenarnya. Sebenarnya hal mendetail tentang bagaimana SEBAIKNYA sebuah Perayaan Ekaristi dirayakan, sudah diatur dalam Pedoman Umum Missale Romanum (PUMR), yang baik dan haruslah para romo dan petugas/pelaku/penanggungjawab liturgi membacanya, memahaminya dan mempraktekanya. Tetapi rupanya tidak semua orang bisa punya buku itu, sehingga page ini bisa menjadi forum untuk saling membagi pengetahuan yang baik tentang tata cara ber-Ekaristi yang baik dan benar. Ini menjadi ruang untuk suatu proses pembelajaran dan pendidikan liturgi bagi siapa saja.

Akan tetapi, ternyata yang baik dan benar seperti ditulis di PUMR itu, tidak dengan gampang kita temukan dipraktekkan dengan baik dan benar pula di lapangan. Sebagai seorang imam, yang setiap hari minggu membantu untuk merayakan misa di gereja yang berbeda-beda sesuai pembagian jadwal yang di buat oleh romo paroki, apa yang baik dan benar didiskusikan di sini tidak terjadi di gereja-gereja yang saya jumpai. Penyebabnya bisa seribu satu macam, ada yang dibuat-buat, ada yang terpaksa dan ada yang karena kekurangan pengetahuan, sarana dan pra sarana dll.

Sebagai seorang imam yang sudah pernah membaca PUMR, saya tahu apa yang baik dan benar, tapi praktek lapangan yang sering beda dari apa yang baik dan benar menurut PUMR. Perbedaan praktek itu terjadi baik di kota maupun di desa, baik di kalangan orang terpelajar maupun di kalangan umat sederhana. Dan ternyata ada perbedaan yang terjadi karena penyesuaian-penyesuaian atas kondisi dan keadaan nyata. Tugas kita yang sudah tahu adalah mengajarkan dan membenahi menurut apa yang benar dan baik itu, bukan? Tapi tugas itu tenyata tak serta merta dapat kita lakukan menurut mau kita….

Maka, seraya berusaha terus untuk memahami apa yang baik dan benar tentang merayakan Ekaristi, marilah juga memahami apa yang terjadi di lapangan secara bijak : jangan sampai hati kita dipenuhi dengan gudah gulana karena menyaksikan apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dipraktekan di tempat kita, dan apalagi tidak sesuai dengan apa yang baik dan benar seperti yang kita tahu.

Sekali lagi, saya tidak bermaksud meremehkan diskusi-diskusi untuk memahami bagaimana baiknya Ekaristi dirayakan. Silahkan dan mari kita saling berbagi untuk itu. Tapi mar memiliki kebijaksanaan diri untuk bisa memahami dan menerima praktek yang masih keliru atau masih berbeda dengan PUMR. Mari kita mengenal dan memahami faktor yang ada di balik kenyataan itu, dan sjuah kita bisa menyumbangkan ide, pendapat demi perubahan di tempat kita masing-masing, ya… mari kita sama-sama menjadi agen pembaharu.

O, ya, sekedar sebuah cerita, kalau anda sempat menyaksikan/mengikuti Misa di Basilika Santu Petrus, Vatikan, jangan heran kalau selama DSA anda dibelakangi imam, hehehe ….sudah 40 Tahun Pembaharuan Liturgi bergema dan dilaksanakan, praktek kuno itu masih juga dipraktekkan ??? Alasan utamanya , sangat real, altar masih melekat di dinding, jadi otomatis imamnya membelakangi umat. Apakah demi Pembaharuan Liturgi dinding dan kapela-kapela kecil di basilica harus dirombak? atau dibuat lagi altar baru sehinga jadi dua buah? atau baiklah kita merombah hati untuk menerima dengan lapang dada praktek seperti itu ??? Hmm.. ternyata tidak mudah juga yach.

SHARING DARI PASTOR Zepto-

Hehehe . . .
Bagi2 pengalaman: saya pernah memimpin misa tgl 2 November di salah satu gereja. Di paroki tsb, intensi misa BIASANYA dibacakan pd akhir Doa Umat.

Pembacaan intensi (HANYA nama-nama org yg sudah meninggal saja) menyita waktu 50 (lima puluh!) menit. Itupun sudah dibaca agak cepat, keringatan lagi.

Semua ‘dana intensi’ saya serahkan ke kas paroki setempat seturut ketentuan yg berlaku di keuskupan tsb.

Gak dibaca, salah. Dibaca semua, jadinya lumayan membosankan bg sebagian (besar) umat yg gak terkait dgn nama2 arwah itu.

Hehehe . . . Dilematis, memang.

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

PENCERAHAN : BACALAH TOPIK DISKUSI DENGAN HATI DAN KEPALA DINGIN

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


Para sahabat terkasih, menarik membaca comment2 dari teman2 mengenai sejarah Natal dan kelahiran Yesus. Kita ini orang Katholik=yang artinya umum, universal, bersifat terbuka. Itu berarti juga sebagai orang beriman, hidup… (iman) kita berani untuk terus dipertanyakan, dipersoalkan. Dengan cara itu kita masing2 bisa mengukur sendiri sejauh mana, sedalam apa pemahaman iman saya sebagai orang Katholik. Kalo menghadapi pertanyaan semacam itu saja kita sudah mulai gusar, panik, bingung, tak tahu jawabnya, tak tahu harus bagimana….itu suatu tanda bahwa kita masih membutuhkan banyak bantuan orang lain untuk mengembangkan iman kita. Dan dari situ kita masing2 bisa mengukur dengan jujur siapa saya dan sejauh mana saya sudah berkembang sebagai orang Katholik.

Bisa saja kita bersikap cuek dan masa bodoh dengan pertanyaan & pernyataan orang lain, dan mati2an memegang apa yang kita yakini selama ini…tapi lalu bukankah itu bisa mengarahkan kita pada penghayatan iman yang buta, seperti katak yang merasa nyaman tinggal dalam sumur dan merasa sudah tahu seluruh isi dunia, lalu enggan meloncat keluar sumur untuk melihat bahwa sebenarnya dunia itu lebih luas daripada sekedar di dalam sumur?

Seharusnya Page ini ditanggapi positif seperti yang sebelum2nya, bagaimana hal2 yang kelihatannya jarang kita perhatikan, jarang dipertanyakan, sekarang dimunculkan. Dan lihatlah bahwa selama ini banyak teman2- dengan segala keterbatasannya mencoba membantu; dan dari keterbatasan itu masing2 saling melengkapi dan memberi informasi yang sangat berguna bagi yang lain yang belum tahu. Bukankah itu suatu pembelajaran yang baik dan berguna, bukan untuk saling mengadili (maafkan saya kalo harus pake kata2 yang tidak baik ini)

Saya kira bukan tempatnya juga di Page ini untuk me-remove atau meng-add seseorang. Bukankah ini mimbar umum, bebas dan terbuka bagi siapa saja yang ingin tahu dan belajar bersama mengenai kekayaan iman Katholik. Dan belajar bersama berarti.., sekali lagi: Berani dipertanyakan dan mempertanyakan diri sendiri demi kemajuan dan kebaikan. Kadang tidak usah berkomentar pun, asal mengikuti dengan setia ,jawaban2 itu pada akhirnya kita temukan juga. Hanya perlu hati yang sabar, dan di situlah kita diuji sejauh mana bisa memberi tempat pada orang lain untuk saling membantu, sabar terhadap proses, sabar juga terhadap diri sendiri.Salam hormat dan kasih,

P. Christianus Hendrik SCJ – South Dakota mission – USA

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

KESAN DAN PESAN UNTUK PAGE “SEPUTAR LITURGI” DI PENGHUJUNG TAHUN 2010

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


Sebagai pemerhati Page Liturgi ini, saya diminta untuk mensharekan kesan dan pengalaman saya tentang kehadiran Page Seputar Liturgi ini; maka saya mencoba mensharekan pemikiran saya):

Kalau mau merefleksikan bersama keberadaan Page kita ini, rasanya perlu melihatnya secara dewasa: Waktu 10 bulan bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengukir suatu karya besar dan atau semacam keahlian berdasarkan pengalaman2 kerja yang panjang… 10 bulan adalah usia bayi yang baru keluar dari kandungan, yang masih lemah, yang masih perlu disuapi, diasuh, diberi makan dan dibesarkan bersama. Dalam arti itu Page ini masih perlu belajar banyak hal, dan selalu membutuhkan banyak orang untuk terlibat membesarkannya.

Dalam pengelolaan praktisnya memang Page ini dikerjakan oleh beberapa orang (terimakasih atas dedikasi dan kerja kerasnya, serta ketahanan menerima segala kritik, celaan, hujatan, ketidak puasan…tapi juga ada pujian, sanjungan, dan harapan banyak orang); namun kiranya kita semua harus sadar bahwa sekarang Page ini adalah milik kita bersama sebagai umat Katholik yang bergabung di dunia maya untuk saling meneguhkan, mengembangkan dan menguatkan hidup iman kita.

Maka, kalau sungguh kita semua menyadari bahwa Page ini milik bersama, sudah sepantasnya kita menjaga, membesarkan, menghidupinya, dan menumbuh kembangkan Page Liturgi ini sebagai sarana yang baik untuk saling berkomunikasi dan bertukar pikiran tentang hidup iman kita bersama. Secara konkret hal itu bisa diwujudkan misalnya dengan cara setiap orang, siapapun yang memiliki concerns, keprihatinan, kepedulian terhadap hidup menggereja dan segala persoalannya; bisa mengirimkan pertanyaan, lontaran ide, kasus2, dan apa saja yang berkaitan dengan seputar hidup iman kita-dan nanti Team Adm akan mengelolanya sebagai bahan pembelajaran publik.

Awalnya memang Page ini lebih concern pada bidang Liturgi. Tetapi bukankah sebuah Liturgi yang hidup juga menyangkut banyak aspek lainnya dari penghayatan hidup iman kita?? Maka kiranya Page ini masih terbuka juga untuk pembahasan2 di sekitar Liturgi yang melekat pada hidup sehari2 di mana iman kita tumbuh dan berkembang sewajarnya.

Karena Page ini bersifat terbuka; kiranya kita tetap perlu menjaga kesatuan iman yang teguh, tidak mudah diombang-ambingkan oleh isue2 yang tidak ada gunanya. Bahwa kadang pada awal kita berbeda pendapat dan punya pandangan2 yang lain, itulah cara kita menguji kebenaran iman kita bersama yang lain. Melalui pembelajaran bersama, di bawah bimbingan para Imam dan Pejabat Gereja yang mau menyumbangkan waktu dan pikirannya demi menjelaskan pemahaman iman yang benar seturut ajaran Gereja Katholik, kita berharap Page ini dapat membantu dengan pencerahan2 dan penjelasan2 yang sangat dibutuhkan umat demi memperkaya hidup iman mereka.

Saya senang dan bersyukur di mana selama ini sudah berjalan baik bahwa banyak dari teman2 awam yang terlibat sungguh menyumbang informasi dan data2 yang penting dan berguna, dan bahkan cukup banyak yang ahli menjelaskan hal2 yang menjadi topik pembahasan kita. Itu kiranya suatu sumbangan besar yang patut dihargai dan terus didoakan supaya hidup mereka terus menjadi Pelita dan garam bagi semakin banyak orang.

Sekiranya ada dari teman2 dari luar Gereja Katholik yang kadang ikut nimbrung, atau sekedar ingin tahu, atau kadang lebih dari sekedar ingin tahu-tetapi mungkin punya misi dan tujuan tersendiri; sepenuhnya kita tetap menaruh hormat sambil tetap berpegang teguh pada tata ajaran dan kebenaran Magisterium Gereja Katholik. Maka hal2 di luar itu kita terima dengan penuh hormat sejauh itu benar dan tidak bertentangan; dan cukup mengabaikannya kalau itu tidak benar dan bertentangan dengan semangat iman kita. Jangan pernah menanggapi hal2 yang tidak sejalan dengan konteks pembicaraan di Page Liturgi ini.Sebagai situs yang terbuka, Page ini terbuka untuk menerima siapa saja YANG BERKEHENDAK BAIK dan ingin menciptakan situasi kehidupan iman dan bermasyarakat yang baik dalam segala pengertiannya. Maka bagi yang mungkin punya kehendak tidak baik, kiranya Team Administrasi punya wewenang untuk me-nonaktifkan anggota yang sekiranya bisa mengganggu proses pembelajaran yang baik.

Sebagai suatu sarana pembelajaran yang bersifat terbuka – siapapun yang memiliki sarana bisa mengaksesnya – maka saya perlu menghimbau siapapun kita yang terlibat di sini untuk menjaga tata krama dan sopan santun dalam mengungkapkan pendapat, penilaian atau kritikan. Sejauh orang bisa menulis, mengetik, menyusun kalimat yang mengungkapkan ide dan pemikiran pribadinya; maka saya mengandaikan orang tersebut punya hati dan budi pekerti yang baik untuk mengontrol cara bicara, berpendapat; supaya tetap ada suasana saling menghargai dan saling mendukung dalam persaudaraan, bukan sebaliknya memecah belah dan membingungkan atau dengan kata2/tulisan/gambar yang tidak sepantasnya dikonsumsi publik.

Secara pribadi saya mengucapkan proficiat atas kehadiran Page Seputar Liturgi ini. Proficiat kepada Team Adm. nya, proficiat kepada seluruh umat Katholik yang menjadi members; terimakasih kepada rekan2 yang sudah bekerja sama dengan baik saling membantu menuntaskan setiap pertanyaan2 dan ungkapan2 yang dimunculkan. Semoga berkat Tuhan melimpah atas anda semua. Semoga Berkat KasihNya juga melimpah untuk seluruh members yang diam2 tetap aktif mengikuti dan menimba pengetahuan bersama lewat Page ini.

“Setiap kali kita mulai melangkah, selalu ada kemungkinan jatuh dalam kesalahan, tidak sesuai dan kurang berkenan di hati semua orang… Tetapi kalau kita tak pernah mau mulai melangkah, kita tak pernah akan tahu apakah kita benar atau salah” Terimakasih sekali lagi atas hadirnya Page Liturgi ini, teruslah berjalan, mengembangkan dan memperbaharui diri dalam membantu banyak orang menumbuh kembangkan imannya. Biarlah sejarah dan waktu akan memurnikan yang rancu, meluruskan yang berlekuk dan berliku, menimbun yang berlubang….. Tetapi marilah sejauh kita mampu, kita terus berupaya mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan menyelamatkan kita semua.

Bahwa saya pernah mendengar ada usulan untuk membukukan dari sekian banyak notes yang pernah dimuat di Page ini, saya kira itu sesuatu yang baik supaya lebih banyak lagi orang mendapat berkat dan pencerahan. Sekali lagi, selalu ada kemungkinan kita salah, tetapi jangan ragu, mulailah dari keterbatasan, bahkan kalau itu hanya dari “lima roti dan dua ikan…Tuhan akan melengkapi secara melimpah.”Salam kasih dan berkat Tuhan,P. Christianus Hendrik SCJ – South Dakota – USA

Posted in p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »

PARTISIPASI UMAT DALAM KOMUNITAS BASIS

Posted by liturgiekaristi on March 10, 2011


AJAKAN MERENUNG OLEH SEORANG PASTOR DI PAGE LITURGI :

“Segala diskusi di forum ini begitu asyk dan menarik, ide2 yang cemerlang, pendapat2 yang hebat, gagasan2 yang brilyant… yang kalau semuanya ini masing2 kita menuangkannya dalam modul2 pertemuan rutin di komunitas, kring, kelompok atau lingkungan pasti lebih mantap dan tersosialisasikan…..
Komunitas Basis Gerejani yang telah digagas KWI, sebagai cara baru hidup menggereja, (habitus baru) pasti lebih hidup dan lebih mantap.Nah… pesoalannya, apakah kita aktif di kring, kelompok, komunitas, atau lingkungan kita masing-masing????

SHARING UMAT 1 :

“saya juga katolik..tetapi ketika iman saya mulai kendur,..saya tidak begitu saja menyalahkan gereja saya sebagai penyebab iman saya kendur,intropeksilah diri sendiri..mungkin lingkungan anda bisa menjadi penyebabnya…ditempat saya ..selalu ada kumpulan/kring yang tiap bulannya tiap tanggal 7 mengadakan pertemuan rutin warga katolik di padusunan,tiap tanggal 20,kami membuat pendalaman iman katolik…hal ini saya dan istri saya merasakan manfaatnya..disamping bersosialisasi,iman kami pun terus berkembang,tidak layu dan menjadi penyendiri….yang saya rasakan dulu ketika kuliah..hal ini tidak terpenuhi sama sekali,saya tidak aktif di mudika,dan kegiatan gereja lainnya,.saran saya coba anda aktif didalam lingkungan anda.

SHARING UMAT 2 :

Kalau sudah mengalami berpindah2 tempat kerasa banget yang nyaman dan tidak nyaman. Dulu ada ketua lingkungan perempuan rasanya seperti ibu sendiri. Wah saya terima kasih sekali sama ibu tsb, karena sewaktu muda rasanya dirangkul. Salut.

SHARING UMAT 3 :

Dulu aq malas sembayang, ibadah lingkungan, takut klu disuruh pimpin ibadah Rosario, mudika dll & terlebih tdk dengar2an orang tua. Tp kasih Tuhan ternyata selalu menyertai, melindungi & membimbing aq. Tuhan bimbinglah & bentuklah aq seturut rencanaMU. TYM

SHARING UMAT 4 :

Kalau semua umat Katolik bisa mengikuti kegiatan2 komunitas basis(kombas) maka akan sangat besar manfaatnya utk kehidupan pribadi dan bersama/kelompok.
Ttp sering banyak faktor yg dijadikan alasan utk seseorang aktif dlm kegiatan kombas,baik faktor dr diri sendiri maupun dr kombasnya.
Faktor2 tsb antara lain:
– kesadaran pribadi msh kurang
– keterbatasan waktu
– kondisi tubuh (capek,lelah,malas dsb)setelah seharian bekerja
– keterikatan waktu (di kombas waktu ditentukan,sdg kan di fb waktu bebas sesuai sikon)
– kebebasan dan keberanian mengeluarkan pendapat (lbh bebas di fb dibandingkan di kombas)
– banyak kaum muda yg tdk menyukai yg bersifat formal/resmi (di fb dpt menggunakan kata2 yg tdk formal dan tdk hrs bersikap formal)
– kegiatan kombasnya krg disiapkan dg baik shg kdg2 krg menarik
– sikap pengurus2 kombas mungkin krg bisa mengayomi dan menarik umat utk ikut dlm kegiatannya
– dll
Untuk itu mari kita pikirkan bersama, bgm caranya agar umat tertarik utk aktif dlm kegiatan kombas.
Hasil pikiran ini bisa kita sumbangkan ke pastor paroki msg2 demi kepentingan bersama khususnya utk menarik umat utk aktif dlm kegiatan kombas.

SHARING UMAT 5 :

Kegiatan rohani di lingkungan sangat membantu dlm sgala hal. Aku mengalaminya hingga skarang. Yg penting kesadaran dlm pelayanan kasih tanpa embel2 hasilnya luar biasa .baik diri sendiri maupun org lain . Kadang dr luar lingkungan sering minta pendpt ato tukar pikiran apa yg hrs dilakukan / solusi .(sakit, keretakan kel,pendidikan, umat yg msh blajar ,dll)

SHARING DARI SEORANG IMAM , PASTOR LIBERIUS SIHOMBING

Pengalaman berkomuntas basis selalu menjadi kenangan yang memberi kesan bagi saya. Sebagai seorang imam saya sangat senang dgn jenis kegiatan itu, bilamana kita menjalankannya dengan hati, tanpa ada rasa terpaksa. Saya tahu prinsip dari komunitas basis itu bukan terutama menggurui, mengkotbahi, tetapi bersharing pengalaman hidup. Dan saya sangat senang bermalam di stasi-stasi di kampung yang secara sosial tali kekeluargaannya masih kuat. Dengan tinggal dan berbagi cerita dalam komunitas tsb, umat mendapatkan banyak hal, dan mereka pun berani utk bersharing persoalan hidupnya kepada umat lain. Walaupun sy nikmati suasana itu, tetapi tugas lain membuat saya harus meninggalkan tempat tsb dan skarang tak pernah lagi melakukan komunitas basis gerejani.
Prinsip yang penting dlm komunitas basis adalah, jangan ada yg merasa sebagai pemimpin yg mengakibatkan seolah-olah yg lain sebagai anggota yg harus dibimbing. Tetapi baik pastor atau suster yg hadir disana, hurus bertindak sbg anggota jg. Maka dengn itu suasana cair dlm sharing berbagi pengalaman akan lebih baik. Intinya, jenis kegiatan komunitas basis itu tetap aktual dan amat membantu bagi umat. Di sana juga umat bisa mendapat banyk hal menyangkut Gereja. Sy dorong umat utk tetap mengikuti kegiatan itu. Tuhan memberkati. Salam dari Thailand

SHARING UMAT 6 :

Betul, saya setuju, yang pasti dengan membaca sharing ini, saya jadi tambah wawasan, lepas dari tulisan dan comment yang kadang2 bikin jengak, tapi secara keseluruhan bagus dan itu merupakan dinamika umat katolik yang secara bebas juga boleh berkomentar. mbahe dewe, bisa buat bahan mong omong di lingkungan, biar lingkungan bisa lebih hidup.

Komunitas basis merupakan sumber kecil air yang akan kita bagikan kepada teman2 / tetangga kita yang tentunya sebagian lagi kita teguk buat diri kita sendiri.

Posted in g. PARTISIPASI UMAT, p. Kumpulan sharing | Leave a Comment »