Seputar Liturgi Ekaristi Gereja Katolik

Seputar Liturgi Ekaristi Gereja Katolik

  • Majalah Liturgi KWI

  • Kalender Liturgi

  • Music Liturgi

  • Visitor

    free counters

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    Free Hit Counters

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    free statistics

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    hit counters



    widget flash

    widget

    Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter
    widget

    web page counter

  • Subscribe

  • Blog Stats

    • 1,255,504 hits
  • Kitab Hukum Kanonik, Katekismus Gereja Katolik, Kitab Suci, Alkitab, Pengantar Kitab Suci, Pendalaman Alkitab, Katekismus, Jadwal Misa, Kanon Alkitab, Deuterokanonika, Alkitab Online, Kitab Suci Katolik, Agamakatolik, Gereja Katolik, Ekaristi, Pantang, Puasa, Devosi, Doa, Novena, Tuhan, Roh Kudus, Yesus, Yesus Kristus, Bunda Maria, Paus, Bapa Suci, Vatikan, Katolik, Ibadah, Audio Kitab Suci, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Tempat Bersejarah, Peta Kitabsuci, Peta Alkitab, Puji, Syukur, Protestan, Dokumen, Omk, Orang Muda Katolik, Mudika, Kki, Iman, Santo, Santa, Santo Dan Santa, Jadwal Misa, Jadwal Misa Regio Sumatera, Jadwal Misa Regio Jawa, Jadwal Misa Regio Ntt, Jadwal Misa Regio Nusa Tenggara Timur, Jadwal Misa Regio Kalimantan, Jadwal Misa Regio Sulawesi, Jadwal Misa Regio Papua, Jadwal Misa Keuskupan, Jadwal Misa Keuskupan Agung, Jadwal Misa Keuskupan Surfagan, Kaj, Kas, Romo, Uskup, Rosario, Pengalaman Iman, Biarawan, Biarawati, Hari, Minggu Palma, Paskah, Adven, Rabu Abu, Pentekosta, Sabtu Suci, Kamis Putih, Kudus, Malaikat, Natal, Mukjizat, Novena, Hati, Kudus, Api Penyucian, Api, Penyucian, Purgatory, Aplogetik, Apologetik Bunda Maria, Aplogetik Kitab Suci, Aplogetik Api Penyucian, Sakramen, Sakramen Krisma, Sakramen Baptis, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Ekaristi, Sakramen Perminyakan, Sakramen Tobat, Liturgy, Kalender Liturgi, Calendar Liturgi, Tpe 2005, Tpe, Tata Perayaan Ekaristi, Dosa, Dosa Ringan, Dosa Berat, Silsilah Yesus, Pengenalan Akan Allah, Allah Tritunggal, Trinitas, Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, Artai Kata Liturgi, Tata Kata Liturgi, Busana Liturgi, Piranti Liturgi, Bunga Liturgi, Kristiani, Katekese, Katekese Umat, Katekese Lingkungan, Bina Iman Anak, Bina Iman Remaja, Kwi, Iman, Pengharapan, Kasih, Musik Liturgi, Doktrin, Dogma, Katholik, Ortodoks, Catholic, Christian, Christ, Jesus, Mary, Church, Eucharist, Evangelisasi, Allah, Bapa, Putra, Roh Kudus, Injil, Surga, Tuhan, Yubileum, Misa, Martir, Agama, Roma, Beata, Beato, Sacrament, Music Liturgy, Liturgy, Apology, Liturgical Calendar, Liturgical, Pope, Hierarki, Dasar Iman Katolik, Credo, Syahadat, Syahadat Para Rasul, Syahadat Nicea Konstantinople, Konsili Vatikan II, Konsili Ekumenis, Ensiklik, Esniklik Pope, Latter Pope, Orangkudus, Sadar Lirutgi

Archive for the ‘i. DEVOSI’ Category

NOVENA KANAK-KANAK YESUS

Posted by liturgiekaristi on April 10, 2013


NOVENA KANAK-KANAK YESUS

Yesus, Engkau bersabda, “Mintalah, maka kamu akan menerimanya, carilah maka kamu akan menemukan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”. Dengan perantara Bunda Maria, Bunda-Mu yang tersuci, aku mengetuk, aku mencari, aku memohon kabulkanlah doaku.
(sebutkanlah permohonan anda…)

Yesus, Engkau bersabda, “Semua yang Kaumohon atas namaKu, Bapa akan mengabulkanNya”. Dengan perantaraan Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, dengan rendah hati, aku memohon kepada BapaMu demi namaMu, kabulkanlah doaku.
(sebutkanlah permohonan anda…)

Yesus, Engkau bersabda, “Langit dan bumi akan lenyap, tetapi sabda-Ku tidak akan lenyap”. Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang suci, aku yakin bahwa doaku akan dikabulkan.
(sebutkan permohonan anda…)

4dccd0e0

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

Devosi Kanak-kanak Yesus

Posted by liturgiekaristi on April 10, 2013


Di luar masa Natal, mengapa tetap dilakukan devosi kepada kanak-kanak Yesus? Apa tujuannya? Bukankah lebih baik menampilkan Yesus yang bangkit sebagai Pemenang atas maut, daripada seorang kanak-kanak yang tak berdaya? Dari mana asalnya devosi kepada kanak-kanak Yesus ini?

Cicilia Murdinah, Tangerang

Pertama, devosi kepada kanak-kanak Yesus bisa dikatakan merupakan kelanjutan dari devosi kepada bayi Yesus dalam kandang Natal. Penghormatan kepada bayi Yesus pertama-tama jelas dilakukan oleh para gembala (Luk 2:8-20), dan kemudian oleh para orang Majus (Mat 2:1-12). Bahkan penghormatan paling awal bisa dikatakan terjadi ketika Yohanes Pembaptis dan Elisabet mengenali bayi Yesus dalam kandungan dan Yohanes Pembaptis “melonjak kegirangan” dalam rahim Elisabet (Luk 1:39-45).

Banyak orang kudus yang mempunyai devosi yang sangat kuat kepada Kanak Yesus, misalnya St Atanasius, St Hironimus, St Antonius dari Padua, St Fransiskus dari Assisi, St Teresa Avila, St Therese dari Lisieux. Beberapa di antara mereka bahkan mendapatkan penampakan dari Yesus sebagai Anak-anak.

Kedua, devosi kepada Kanak Yesus merupakan penghormatan pada misteri Inkarnasi Sang Sabda yang kita rayakan secara khusus pada masa Natal. Sang Sabda merendahkan diri menjadi manusia dengan mengosongkan diri (Fil 2:6-11) yaitu dengan lahir sebagai bayi kecil tak berdaya. Penampilan Yesus sebagai kanak-kanak ini mengingatkan kita bahwa Dia sungguh-sungguh manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa.

Devosi kepada kanak Yesus tidak mengabaikan atau mengecilkan kemenangan Yesus atas maut yang kita rayakan pada Hari Raya Paska. Devosi itu mengingatkan bahwa kemenangan kebangkitan itu diawali dengan dan dimungkinkan oleh Inkarnasi. Justru untuk menunjukkan kebesaran atau martabat rajawi dari Kanak Yesus, seringkali patung itu diberi pakaian seperti seorang raja, dengan mahkota dan mantol kebesaran.

Kanak Yesus mengingatkan kita akan kehidupan-Nya yang tersembunyi di Nasaret. Kanak Yesus menampilkan sisi manusiawi Yesus. Karena itu setiap orang yang memandang Kanak Yesus itu dimungkinkan untuk mengidentifikasikan diri dengan Yesus dalam kegiatan sehari-hari. Jadi, devosi kepada Kanak Yesus menekankan solidaritas Yesus kepada kita manusia dalam segala kegiatan kita (KGK 533).

Ketiga, ada banyak pusat devosi atau tempat ziarah untuk menghormati Kanak Yesus. Misalnya, Santo Nino di Cebu, Filipina; Bambino Gesu di Aracoeli di Roma. Yang paling terkenal ialah devosi kepada Kanak Yesus dari Praha, yaitu Ibukota Republik Ceko.

Bisa dikatakan bahwa masing-masing tempat ziarah itu mempunyai patung Kanak Yesus yang khas, baik dalam hal pose badan maupun pakaian. Kanak Yesus dari Praha menggambar seorang kanak yang dengan tangan kiri-Nya memegang bola dunia yang pada puncaknya terdapat salib. Hal ini menyimbolkan martabat Rajawi Yesus. Tangan kanan dinaikkan seperti sedang memberikan berkat, dengan jari telunjuk dan jari tengah diluruskan sedangkan jari manis dan kelingking ditekuk. Kedua jari (telunjuk dan tengah) menandakan kedua kodrat Yesus. Aslinya patung Kanak Yesus ini tidak diberi pakaian, tetapi sekarang seringkali diberi pakaian mantol kebesaran seperti layaknya seorang raja. Demikian pula, kanak Yesus ini diberi mahkota Raja.

Keempat, juga di masing-masing tempat ziarah itu ada doa khusus atau doa novena yang ditujukan kepada Kanak Yesus. Sisi manusiawi dan solidaritas Yesus pada kita yang ditampilkan Kanak Yesus, sangat terasa dalam doa-doa khusus tersebut. Misalnya, dalam doa kepada Kanak Yesus di Praha, Yesus disebut sebagai “kanak-kanak yang tak berdaya.” Kepadanya dimohonkan “kerendahan hati dan kelembutan,” “keutamaan dan kemurnian” seperti Kanak Yesus yang kudus. Juga dimohonkan “iman yang tumbuh-berkembang” dan “kekuatan untuk melawan pencobaan di dunia.” Pada Kanak Yesus yang adalah Tuhan, juga diserukan agar memenuhi hati kita dengan “keramahan dan pengertian, khususnya untuk anak-anak” selain juga “pengampunan atas dosa-dosa.” Pada bagian lain dari doa itu, dimohonkan “kekuatan untuk menanggung beban hidup sehari-hari dalam dunia yang berdosa ini,” juga bantuan “untuk menanggung kemalangan dan kesusahan dengan kesabaran dan keberanian.” Doa-doa yang demikian menyapa sangat akrab kemanusiawian kita, baik kebutuhan maupun kelemahan kita.

Jadi, devosi kepada Kanak Yesus membuat kita merasa sangat dekat dengan Yesus sebagai saudara sulung kita.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM

Sumber : http://www.hidupkatolik.com/2012/11/07/devosi-kanak-kanak-yesus

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

Lokasi Gua Maria

Posted by liturgiekaristi on October 8, 2011


Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

TAIZE – Penjelasan

Posted by liturgiekaristi on June 22, 2011


Pertanyaan umat :

Akhir² ini saya sering denger istilah “Taize”. Katanya, ini adalah lagu. Nah, saya masih belum ngeh, sebenernya ini lagu apa? Untuk apa? Bahasa apa? Apakah bisa dipakai dalam PE?
Lalu, kata “Taize” asalnya dari bahasa apa?
Terima kasih ya….

SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

Komunitas Taize merupakan sebuah komunitas perasudaraan yang bersifat oikumene. Suatu komunitas doa dan meditasi kristiani, dengan spiritualitas : persaudaraan sejati, rekonsiliasi, cinta kasih dan persamaian. Komunitas oikumenis lintas Gereja: katolik & protestan. Komunitas Taize ini adalah komunitas biara yang para anggotanya dipanggil bruder. Didirikan Bruder Roger di kampung bernama Taizé – Prancis. Akibat trauma Perang dunia II yang mencerai beraikan umat manusia, khususnya Eropa, para biarawan di Taizé yang dimotori oleh Bruder Roger Louis Schuts menjalankan pola hidup persaudaraan intensif dengan selalu sabar, lemah lembut, rendah hati, saling membantu dan damai (Ef 4 :2-3) dalam hidup sehari-hari mereka. Pola hidup ini dikomunikasikan dengan setiap orang yang datang berkunjung. Makin lama makin banyak peziarah yang datang dan memperoleh persaudaraan, persahabatan serta perhatian tulus dari para biarawan Taize. Dan akhirnya semangat persaudaraan ini menyebar ke seluruh dunia (katolik & protestan), dan banyak kaum muda sangat antusias menerima semangat persaudaraan ini.Komunitas ini dalam kesehariannya sangat menekankan doa dan meditasi. Dari sinilah tercipta lagu/musik yang membantu doa dan meditasi kristiani. Lagu² pendek yang diambil dari ayat² Kitab Suci dan Mazmur, dinyanyikan secara canon dan berulang-ulang untuk membawa orang ke dalam doa dan meditasi. Jadi istilah lagu Taise itu dari sini. Jadi Taize bukan lagu tetapi Komunitas Taize memiliki lagu atau musiknya yang khas dan meditatif.

Liburan musim panas biasanya di Taizé dibanjiri para peziarah dari penjuru dunia, mereka mau retret/rekoleksi, mau mengalami kehidupan bersama para bruder dalam doa dan meditasi, terlebih kaum muda.

Saya kenal dua bruder dari Indonesia: seorang protestan dari GKJ dan yang satu lagi dari Gereja Katolik.

Lebih jauh bisa telusuri di link ini : http://www.taize.fr/id

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

BENDA ROHANI – APAKAH BOLEH DIGUNAKAN SEBELUM DIBERKATI?

Posted by liturgiekaristi on May 19, 2011


Menurut sebagian besar umat, segala benda rohani yg dipakai utk berdoa kurang afdol kalau blm mendapatkan berkat dari Pastor.
Nah, bila tidak sempat mendapat berkat dari Pastor, boleh gak ya benda² tsb, seperti Rosario, Kitab Suci, dll utk langsung dipergunakan ?
Sebenarnya, seberapa besar sich nilai rohani yg ditaw…arkan oleh pemberkatan ini ya ?

Pencerahan dari Pastor Soje Lee Pangalima Boeng

Fungsi dari pemberkatan tu adalah kita memperoleh buah2 rohani dari benda/barang yg diberkati sesuai apa yg diucapkan pada waktu pemberkatan.Sakramentali namanya.SEBAIKNYA benda2 rohani tersebut diberkati dulu baru dipergunakan.Besar kecilnya bukan mjd ukuran.Bukan menyangkut kuantitas tp nilai rohaninya yaitu BERKAT.

Thomas Rudy dengan pemberkatan kita mau menggunakan benda tersebut demi tujuan yang lebih luhur lagi yaitu diperuntukkan untuk ALlah, jadi kalau ada yang minta berkati dompet atau HP maka dompet tersebut harus terarah untuk tujuan yang mulia (nyumbang buat orang yg susah misalnya), kalau HPnya sudah diberkati hendaknya digunakan untuk tujuan yang mulia (udah ngak bisa dipake buat gosip apalagi buat lihat yang aneh2..)

Jadi pemberkatan itu bukan karena nanti akan ada perlindungan magis atau bagaimana.. itu bisa jatuh pada takhayul, tetapi lebih pada suatu permohonan agar benda ini penggunaannya terarah kepada Allah, digunakan untuk kemuliaan TUhan… kurang lebih seperti itu

SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

Seperti yang diuraikan oleh Pastor @Soje Lee Pangalima Boeng (diatas) : “Fungsi dari pemberkatan tu adalah kita memperoleh buah2 rohani dari benda/barang yg diberkati sesuai apa yg diucapkan pada waktu pemberkatan. Sakramentali namanya.SEBA…IKNYA benda2 rohani tersebut diberkati dulu baru dipergunakan.Besar kecilnya bukan mjd ukuran.Bukan menyangkut kuantitas tp nilai rohaninya yaitu BERKAT.”Nilai-nilai rohani juga bisa diperoleh melalui ibadat sakramentali yang dirayakan dalam aneka pemberkatan. Ajaran Gereja, Sacrosanctum Concilium (SC), memberikan definisi : “sakramentali, yakni tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan Sakramen-sakramen. Sakramen itu menandakan kurnia-kurnia, terutama yang bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Demikian juga dijelaskan oleh SC 60 : “melalui sakramentali itu hati manusia disiapkan untuk menerima buah utama Sakramen-sakramen dan pelbagai situasi hidup disucikan.”

Dalam buku Ibadat Berkat, (berdasar De Benedictionibus, Editio Typica, Vatican 1984), nilai-nilai rohani bisa dikaitkan dengan warga jemaat, bisa melalui aneka sarana kegiatan kaum beriman, melalui ibadat dan ulah kesalehan, melalui benda-benda yang diberkati, dll.

Kata Sakramen sendiri berasal dr bahasa atau kata Latin “sacramentum”/”sacrum”, berarti : yang kudus, yang suci. Selanjutnya dalam Gereja kata itu lebih khusus berarti : menjadi tanda dan sarana keselamatan Allah yang Mahakudus.

*Sumber dari Majalah Liturgi Edisi 1 th 2011.

-LK-

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

“Mengapa dan untuk apa Gereja menyimpan (dan menjaga) RELIKWI orang kudus?”

Posted by liturgiekaristi on May 17, 2011


Pertanyaan umat :

“Mengapa dan untuk apa Gereja menyimpan (dan menjaga) RELIKWI orang kudus?”

Peter Suriadi

Berasal dari kata Latin reliquuiae, yang berarti sebuah benda, bagian dari tubuh, pakaian dan barang lain, peninggalan yang pernah melekat pada orang suci yang sudah meninggal. Ada tiga kategori relikwi. Pertama, peninggalan yang berhubunga…n langsung dengan peristiwa dalam kehidupan Yesus Kristus atau peninggalan bagian tubuh orang suci (tulang, rambut, atau anggota badan lainnya). Biasanya relikwi yang berupa tubuh atau bagian tubuh yang tidak hancur akan mendapat penghormatan yang lebih tinggi. Bagian tubuh yang paling dihormati, biasanya bagian tubuh yang paling berharga dalam karya dan kehidupan orang kudus itu. Kedua, relikwi berupa barang orang kudus yang kerap dipakai, seperti baju, sarung tangan, atau yang lain. Termasuk di dalam kategori ini barang-barang yang sering mereka gunakan, misalnya buku, salib, rosario, dan lain-lain. Semakin penting barang itu dalam kehidupan orang, makin tinggi nilainya. Ketiga, relikwi yang merupakan bagian dari relikwi tingkat pertama atau kedua. Relikwi tingkat ketiga ini sebagian besar berupa potongan-potongan kain baju yang pernah dikenakan orang kudus. Relikwi mengingatkan umat Katolik akan kesaksian para orang kudus dan menguatkan iman akan Kristus.

PENCERAHAN dari Pastor Christianus Hendrik

Dear all,
Terimakasih untuk sharingnya yang sangat penting dan berarti bagi pemahaman mengenai Relikwi para kudus dalam Gereja ini. Saya hanya merangkum apa yang sudah banyak dijelaskan:
Relikwi adalah barang2/benda2 peninggalan para kudus yang dipelihara dan disimpan dalam Gereja sebagai warisan kekayaan rohani Gereja dari para kudusnya. Ingat, dalam syahadat iman kepercayaan kita antara lain diungkapkan bahwa kita percaya pada Gereja Katholik yang satu, kudus, Katholik dan APOSTOLIK.
Gereja yang APOSTOLIK berarti Gereja yang melanjutkan kehadiran para Rasul di dunia ini. Itu juga menunjuk pada kesetiaan dan persekutuan Gereja sebagai kelanjutan dari para Rasul yang telah sejak awal memimpin dan mengarahkan Gereja dalam bimbingan Roh Kudus.Ketika kemudian semakin banyak orang2 yang secara total mengabdikan dirinya bagi Gereja dan pembelaan iman Katholik, Gereja memiliki banyak contoh dan teladan hidup para kudus yang sudah teruji kekuatan imannya, kesuciannya, relasi personal yang sangat intim dengan Allah sampai menjadikan mereka ‘istimewa’ hidupnya atas kehendak Allah yang ingin menampakkan cintaNya dan janjiNya untuk menyertai Gereja sepanjang masa.

Gereja meyakini bahwa persekutuan yang kudus itu tidak saja atas dasar apa yang nampak di dunia ini, bukan haya persekutuan dalam Gereja di seluruh dunia – tetapi juga bahkan kita tetap bersekutu dengan para kudus di surga, sebagai ‘Gereja rohani’, di mana doa2 para kudus dan kekuatan imannya terus mendoakan dan menjaga kita sepanjang masa.

Maka biasanya tiap2 Gereja Paroki, yang memiliki altar yang permanen, selalu menempatkan relikwi atau barang2 suci yang berkaitan dengan hidup santo/santa tertentu. Itu biasanya berkaitan dengan nama Paroki pelindungnya. Tujuannya antara lain bahwa Gereja tersebut mendasarkan kekuatan hidupnya dalam semangat dan keteladanan orang kudus yang menjadi pelindung Gereja tersebut (hampir sama fungsinya dengan nama2 baptis yang kita miliki).
Contoh paling akhir mengenai relikwi ini adalah saat beatifikasi Paus Yohanes Paulus II beberapa waktu yang lalu. Agak istimewa memang, karena kebetulan salah satu relikwi itu berupa darahnya yang kebetulan sempat diambil sebelum beliau wafat dalam rangka tindakan medis. Tidak ada pendewaan, tidak ada unsur2 magis di dalamnya seperti yang kadang disalah pahami oleh sementara orang. Jadi abaikan saja omongan2 yang tidak benar itu…he he..

Jadi sikap kita yang sepantasnya terhadap relikwi2 dalam Gereja adalah:
-Menaruh sikap hormat dan syukur atas tanda2 kasih dan penyertaan Allah dalam hidup kita melalui hidup para Kudus.
-Mau dengan sadar, sabar, dan setia meniru, mencontoh, dan meneladani cara hidup para kudus tersebut agar kitapun sedikit banyak mengejar kesucian hidup seperti yang mereka contohkan.
-Boleh memohonkan kepada mereka untuk menjadi pendoa2 dan pelindung kita di setiap langkah perjuangan hidup kita.
-Membangun kerinduan yang terus menerus untuk suatu saat kita diperbolehkan bersatu dan bersekutu kembali dengan semua para kudus di Surga abadi.
-Semakin yakin bahwa hidup kita di dunia tak pernah sendirian, tetapi ditopang oleh banyak kekuatan yang baik dari para kudus Gereja.

Saya sebagai pribadi bangga sebagai orang Katholik yang telah memiliki begitu banyak orang kudus dan terkenal kesuciannya, yang telah sungguh teruji imannya. Belum pernah saya temukan kesucian dan keindahan hidup para kudus dalam agama manapun yang saya ketahui sebanyak yang Gereja Katholik miliki, bahkan masih terus bisa ditemukan sampai saat ini, jaman ini! – Lihatlah contoh hidup Padre Pio, Paus JP II, Ibu Teresa Calcuta,…dan mungkin suatu saat salah satu dari anda…;))…siapa tahu, kita berdoa saja untuk yang terbaik.

Salam hangat dan doaku,
P.Hendrik SCJ – South Dakota mission, USA

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

NOVENA

Posted by liturgiekaristi on May 9, 2011


Pertanyaan umat :

mohon infonya,kalau novena pribadi tiap hr tp jamnya ga sll sama,boleh ga?krn kadang kita lg diluar rmh jd bingung jg 。thanks

SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

Novena berasal dari kata Latin, ‘novenus’ artinya sembilan. Tradisi berdoa Novena berasal dari Alkitab, yaitu tradisi (t kecil) yang kita peroleh dari Para Rasul sewaktu mereka menantikan kedatangan Roh Kudus. Pada saat kenaikannya ke surga…, Yesus berjanji pada murid-muridNya bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus-Nya, sehingga mereka akan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi (lih. Kis 1:8). Maka murid-murid-Nya berdoa besama dengan Bunda Maria (lih Kis 1: 14) selama 9 hari berturut-turut sampai pada hari Pentakosta, yaitu pada saat Kristus memenuhi janjinya, yaitu dengan turunnya Roh Kudus atas para rasul (lih Kis 2:1-4).
Jadi istilah kata Novena sendiri berkaitan dengan doa yang dilakukan secara berturut-turut baik, dalam hari maupun bulan, misalnya Novena devosi kepada Hati Kudus Yesus yaitu mengukuti misa Jumat pertama dalam setiap bulan, selama 9 kali berturut-turut. Maksud dari Novena adalah untuk melatih kita untuk setia berdoa, dan melatih ketekunan dalam berdoa, sehingga kerohanian kita terbentuk.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

SALVE

Posted by liturgiekaristi on May 5, 2011


tOPIK (sharing umat) :

Dulu Salve (Lof) selalu didaraskan pada hari Sabtu sore …ibadatnya terdiri dari Puji-pujian kepada Maria (Salve Regina), diteruskan dengan pentahtahan Sakramen Mahakudus (persis seperti pentahtahan Sakramen Mahakudus pada hari Kamis Putih……, lengkap dengan arak-arakan + Tamtum Ergo), lalu ditutup dengan adorasi …. tetapi kemudian dihapus karena Sabtu sore dipakai untuk Misa Minggu yang sudah dimulai pada Sabtu sore … sayang ya kekayaan rohani ini hilang dari khazanah gereja Indonesia …

PENCERAHAN DARI Agus Syawal Yudhistira

Salve/Salut/Lof atau bahasa Inggrisnya Benediction of the Blessed Sacrament, awalnya adalah devosi kepada Maria. Pada sore hari umat berkumpul untuk menyanyikan puji-pujian di hadapan patung Maria di Gereja. Baru kemudian, untuk menambah “kemeriahan” di akhir ibadat ditambahkan pemberian berkat dengan Sakramen Mahakudus.
Apa yang tadinya tambahan, berkembang menjadi Eksposisi Sakramen Mahakudus selama Salve berlangsung.
Devosi ini awalnya mungkin berkembang sebagai pengganti Ibadat Sore yang tidak lagi dirayakan secara publik di Gereja.Dengan semakin berkembangnya devosi terhadap Sakramen Mahakudus, nuansa devosi Maria menghilang. Salve menjadi ibadat tersendiri dimana devosi dilaksanakan kepada Sakramen Mahakudus (madah, litani) lalu ditutup dengan berkat dengan Sakramen Mahakudus.Dengan demikian, Salve ini menjadi salah satu bentuk Adorasi kepada Sakramen Mahakudus.

SALVE=PUJIAN, TERPUJILAH.. Itu mengingatkan saya saat2 di Seminari, setiap jumat sore wajib ikut Salve. Kebetulan para Imam di Seminari waktu itu adalah Imam2 Hati Kudus Yesus (SCJ) yang punya devosi kuat pada Hati Kudus Yesus dan Sakramen Maha Kudus.Salve berbeda dengan Adorasi, walaupun keduanya satu rupa dalam konteks yang sama: Penghormatan kepada Sakramen Maha Kudus. Dalam Salve tekanan lebih banyak pada pujian dan penyembahan kepada Sakramen Maha Kudus. Sesuai dengan katanya, Salve=Pujian. Maka dalam tata ibadatnya lebih bercorak nyanyian, doa2 bersama, Litani hati Kudus, atau seruan2 kepada Sakramen Ilahi, lalu diikuti lagu Tantum Ergo (atau yang sejenis) Kemudian ada berkat Sakramen Maha Kudus dan seruan pujian kepada Sakramen Maha Kudus, lagu penutup dsb. Tentu ini bukat format Liturgi Salve yang baku, pasti ada bentuk2 lainnya. Tetapi intinya bahwa Salve adalah bentuk pujian dan sembah bhakti kepada Sakramen Ilahi yang ditahtakan di altar – termasuk bagian dari devosi.
Sementara yang mirip dengan Salve adalah Adorasi, yang juga merupakan bentuk devosi penyembahan kepada Sakramen Maha Kudus (Adorare=bersembah sujud). Ciri Adorasi adalah lebih banyak waktu hening dan memberi kesempatan setiap pribadi ‘berwawancara’ dengan Allah yang hadir dalam rupa Hosti Suci yang ditahtakan.

Salah satu lagu yang selalu mengingatkan saya pada Salve,adalah lagu: Ave Verum
“Ave verum corpus natum
De Maria virgine
Vere passum immolatum
In cruce pro homine
Cujus latus perforatum
Fluxit aqua et sanguine
Esto nobis praegustatum….dst”
Semoga devosi penyembahan ini hidup dan dihidupi oleh seluruh umat, karena juga merupakan kekayaan Gereja, di mana kita boleh menimba banyak rahmat Ilahi dan kekuatan dari Sakramen Maha Kudus.
Salam hangat,

P.Christianus Hendrik SCJ – South Dakota, USA

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

Devosi Kepada Kerahiman Ilahi

Posted by liturgiekaristi on May 4, 2011


Sumber :

http://www.ekaristi.org/doa/dokumen.php?subaction=showfull&id=1145650714&archive&start_from&ucat=1&

Devosi Kepada Kerahiman Ilahi

                                                        

Gambar Yesus Maharahim dengan tulisan: JEZU, UFAM TOBIE (YESUS, ENGKAU ANDALANKU) diperlihatkan kepada Sr. Faustina oleh Yesus sendiri pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Dua sinar pada gambar tersebut melambangkan darah dan air. Sinar yang merah melambangkan darah yang memberi hidup bagi jiwa-jiwa dan sinar yang pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari kerahiman Yesus ketika hati-Nya ditusuk dengan tombak saat disalib.

Doa Koronka

Doa Koronka / Kerahiman diajarkan Tuhan Yesus sendiri pada penampakan tahun 1935 kepada Suster Faustina.
Doa ini didaraskan dengan menggunakan Rosario biasa, dan hendaknya di lakukan pada jam tiga sore.

Dalam Nama Bapa …
Bapa Kami …
Salam Maria …
Aku Percaya …

Kemudian pada manik besar (Bapa Kami) didoakan:
Bapa yang kekal kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Illahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.

Pada setiap sepuluhan manik kecil (Salam Maria) didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia.

Diakhiri dengan tiga kali mengucapkan
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin

Novena Kerahiman Ilahi

Pada tahun 2002 Paus Yohanes Paulus II mendedikasikan Hari Minggu Paskah II sebagai Pesta Kerahiman Ilahi. Dan tiga tahun kemudian pada tanggal 2 April 2005 , Allah berkenan memberi beliau kehormatan besar untuk meninggal dunia tepat pada hari Pesta Kerahiman Illahi. Kini ia berbahagia di Surga, merayakan Paskah Abadi dan memuji Kerahiman Illahi selamanya. Doakanlah kami o Bapa Suci Yohanes Paulus II, agar kami layak menerima janji dan kerahiman Kristus Tuhan kita.

Novena ini bisa diadakan kapan saja, tetapi teristimewa adalah pada Jumat Agung sampai Minggu Paskah ke II
Bacalah bagian Kitab Suci yang ditentukan pada hari itu, dan renungkanlah … setelah itu doakanlah teks Novena dan disusul dengan Doa Koronka.

Hari Pertama

Meditasi Kitab Suci : Luk15:1-10

Marilah kita berdoa memohon Kerahiman Illahi untuk seluruh umat manusia.

Yesus yang Maharahim, Engkau mengasihi kami dan mengampuni kami. Janganlah Engkau memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah harapan kami kepada kebaikan-Mu yang tak terbatas. Terimalah kami semua ke dalam hati-Mu yang Maharahim dan jangan singkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta-Mu yang mempersatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh Kerahiman pada seluruh umat manusia, khususnya pada para pendosa yang merana. Mereka memanjatkan harapan tunggal pada hati Maharahim Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Demi kesengsaraan-Nya yang dahsyat, limpahkanlah kerahiman-Mu kepada kami, supaya kami semua dapat memuliakan kekuasaan-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Kedua

Meditasi Kitab Suci : Mat9:35-38

Marilah kita berdoa bagi para Imam yang menjadi perantara Kerahiman Allah bagi umat manusia.

Yesus yang Maharahim, sumber segala kebaikan. Lipat gandakanlah rahmat-Mu bagi para Imam dan Religius supaya dengan pantas dan dengan hasil yang baik, mereka melaksanakan tugasnya di kebun anggur-Mu. Supaya melalui sabda dan teladan yang baik, mereka dapat menarik semua orang kepada devosi yang pantas kepada Kerahiman Illahi selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh kerahiman pada para pekerja dalam kebun anggur-Mu, pada jiwa para Imam dan Religius yang menjadi pelaksana cinta kasih khusus dari Putera-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Berilah pada mereka kekuatan berkat-Mu dan terang khusus, supaya mereka dapat memimpin banyak orang ke jalan keselamatan dan supaya mereka dapat menurunkan kerahiman-Mu. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.


Hari Ketiga

Meditasi Kitab Suci : 1Ptr2:1-10

Marilah kita berdoa bagi seluruh umat Allah.

Yesus yang Maharahim, yang memberi rahmat berlimpah dari perbendaharaan Kerahiman Illahi, terimalah seluruh anggota Gereja-Mu yang dengan setia berlindung dalam kemah hati-Mu yang Maharahim. Janganlah menyingkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta kasih yang menyatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman-Mu pada jiwa-jiwa yang setia, yang merupakan harta Putera-Mu berkat sengsara-Nya yang dahsyat itu. Berikanlah mereka berkat-Mu dan jagalah mereka selalu, supaya mereka tidak pernah mengalami kehilangan cinta dan mutiara iman yang suci. Supaya bersama semua malaikat dan para kudus, mereka dapat memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Keempat

Meditasi Kitab Suci : Why21:5-8

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal Kerahiman Illahi.

Yesus yang Maharahim, sumber cahaya bagi seluruh dunia, terimalah ke dalam hati-Mu yang berbelas kasih, jiwa-jiwa orang kafir yang tidak mau percaya dan yang belum mengenal Dikau. Semoga sinar cahaya rahmat-Mu menerangi mereka, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu dapat memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang kafir dan yang mereka yang tidak percaya akan Engkau satu-satunya Allah yang benar, yang belum mengenal hati berbelaskasih Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Semoga mereka akan tertarik kepada cahaya terang Injil, sehingga dapat mengerti betapa bahagia mencintai Engkau dan memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Kelima

Meditasi Kitab Suci : Ef4:2-7 ; Ef4:11-16

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang mengaku dirinya Kristen namun terpisah dari Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.

Yesus yang Maharahim, Engkaulah sumber segala kebaikan dan tidak akan menolak permintaan orang yang dengan rendah hati memohon terang-Mu. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa orang yang tersesat dan iman yang sejati dan benar yang memisahkan diri dari Gereja Katolik. Rangkulah mereka dengan terang-Mu ke dalam persatuan dengan Gereja Katolik, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu memuji kelimpahan kerahiman-Mu selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman keapda jiwa-jiwa orang yang tersesat dari iman dan yang menghindar dari Gereja Katolik, karena salah memanfaatkan rahmat-Mu. Mereka dengan keras kepala mempertahankan pendapat mereka yang salah. Janganlah memperhitungkan kejahatan mereka demi cinta dan penderitaan Putera-Mu yang pahit itu. Sebelum menelan sengsara, dengan sangat Yesus berdoa, “Supaya mereka semua menjadi satu.” Tolonglah supaya secepat mungkin mereka kembali ke pangkuan Gereja-Mu dan bersama seluruh umat-Mu memuliakan kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Keenam

Meditasi Kitab Suci : Luk18:15-17

Marilah kita berdoa untuk anak-anak.

Yesus yang Maharahim, Engkau pernah mengatakan, “ Belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” (Mat11:29). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim, jiwa anak-anak kecil dan semua mereka yang menjadi seperti anak kecil dalam hal kelemahlembutan dan kerendahan hati. Mereka membuat surga mengagumkan dan mereka menjadi seperti bunga harum di hadapan takhta Bapa di surga. Buatlah supaya mereka selalu hadir dalam hati-Mu dan selalu memuji Kerahiman Illahi-Mu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh Kerahiman pada jiwa anak-anak kecil dan jiwa-jiwa orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati karena mereka menjadi seperti Putera-Mu, yang dengan keharuman-Nya yang utama, mereka mengitari takhta-Mu. Bapa yang Maharahim, kami mohon dengan penuh harapan, supaya melalui cinta dan kegembiraan, Engkau bertakhta dalam hati mereka. Berkatilah seluruh dunia, supaya semua orang memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Ketujuh

Meditasi Kitab Suci : Luk7:36-50

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang memiliki devosi kepada Kerahiman Illahi.

Yesus yang Maharahim, hati-Mu adalah inti cinta kasih. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuji kebesaran kerahiman Illahi-Mu. Mereka membutuhkan kekuatan Allah, karena mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan besar bersama Kristus, memikul seluruh bangsa manusia. Rangkulah mereka dengan kerahiman-Mu yang besar dan tolonglah mereka dengan rahmat kesetiaan, keberanian dan kesabaran.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa orang-orang yang secara khusus memuji dan menghormati sifat-Mu yang paling inti, yaitu kerahiman-Mu yang tak terduga. Mulut mereka penuh dengan nyanyian puji-pujian akan kemuliaan-Mu. Tangan mereka penuh dengan perbuatan belas kasih terhadap sesama. Kami mohon supaya Engkau menunjukkan kepada mereka kerahiman-Mu sesuai harapan mereka pada-Mu dan sesuai dengan janji-Mu, bahwa Engkau akan selalu membela mereka dalam kemuliaan-Mu terutama pada jam kematian mereka. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Kedelapan

Meditasi Kitab Suci : 2Ptr3:9-14

Marilah berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Yesus yang Maharahim, Engkau bersabda, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati.” (Luk6:36). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa di Api Penyucian. Mereka sedang melunasi hutang terhadapa keadilan Illahi-Mu (Mat5:26). Semoga aliran air dan darah yang keluar dari hati-Mu memadamkan nyala Api Penyucian, supaya disitu juga terjadi puji-pujian akan kekuatan kerahiman-Mu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa di Api Penyucian. Demi sengsara Yesus Kristus yang dahsyat itu dan karena kepahitan yang memenuhi hati-Mu yang amat kudus, tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang sekarang berada di bawah pandangan-Mu yang adil. Kami mohon, semoga Engkau melihat mereka hanya melalui luka-luka Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, yang kerahiman-Nya melebihi keadilan. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Kesembilan

Meditasi Kitab Suci : Why3:15-19

Marilah berdoa bagi jiwa orang-orang yang bersikap acuh tak acuh.

Yesus yang Maharahim, Engkaulah kebaikan. Antarlah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim semua orang yang bersikap acuh tak acuh. Mereka bagaikan mayat yang busuk, yang memenuhi hati-Mu dengan kejijikannya. Benamkanlah mereka ke dalam api cinta kasih-Mu yang bersih dan hangatkanlah mereka dari kedinginan, supaya semangat baru mulai menyala dalam hati mereka, sehingga mereka selalu memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas itu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang yang acuh tak acuh. Dari hati-Nya yang maharahim, Putera-Mu pernah mengeluarkan keluhan di Bukit Zaitun, “Biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku.” (Mat26:39). Kami mohon demi sengsara yang dahsyat dari Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus dan demi sakratul maut-Nya selama 3 jam di salib, nyalakanlah semangat baru dalam hati mereka, untuk menjunjung kehormatan-Mu. Tuangkanlah ke dalam hati mereka cinta kasih yang benar, supaya mereka hidup kembali dan mampu melaksanakan perbuatan belas kasih di dunia ini dan akhirnya memuji kerahiman-Mu di surga untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Litani Kerahiman Ilahi

Tuhan kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami

Kristus kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami

Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
Kristus kabulkanlah doa kami

Allah Bapa di surga,                                                     kasihanilah kami.
Allah Putra Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,

Kerahiman Ilahi, sifat pencipta yang paling nyata,          Engkaulah andalanku
Kerahiman Ilahi, kesempurnaan penyelamat yang tertinggi,
Kerahiman Ilahi, pengudus sumber cinta yang tak dapat di pahami,
Kerahiman Ilahi, Tritunggal Mahakudus yang tidak dapat dimengerti,
Kerahiman Ilahi, bukti kekuasaan Allah yang tertinggi,
Kerahiman Ilahi, terwujud dalam penciptaan para malaikat,
Kerahiman Ilahi, yang menciptakan kami dari yang tiada,
Kerahiman Ilahi, yang merangkul seluruh dunia,
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami hidup abadi,
Kerahiman Ilahi, yang menjaga kami terhadap siksa yang patut kami pikul,
Kerahiman Ilahi, yang mengangkat kami dari kebusukan dosa,
Kerahiman Ilahi, yang membela kami dengan sabda yang menjelma,
Kerahiman Ilahi, yang terpancar dari luka-luka Yesus,
Kerahiman Ilahi, yang mengalir dari hati Yesus yang Mahakudus,
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami Bunda Maria sebagai Bunda berbelas kasih,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pengadaan Gereja Katolik,
Kerahiman Ilahi, yang terungkap dalam pengadaan Sakramen-sakramen Suci,
Kerahiman Ilahi, yang tampak secara khusus dalam Sakramen Permandian dan Tobat,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam Sakramen Ekaristi dan Imamat,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam panggilan kita kepada iman yang benar,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pertobatan para pendosa,
Kerahiamn Ilahi, yang terwujud dalam kekudusan para orang jujur,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam kesucian para orang saleh,
Kerahiman Ilahi, yang membawa kesembuhan bagi orang sakit dan menderita,
Kerahiman Ilahi, yang menurunkan penghiburan bagi orang yang berada dalm kesulitan,
Kerahiman Ilahi, harapan bagi orang yang berputus-asa,
Kerahiman Ilahi, yang mendampingi kami selalu dan di mana-mana,
Kerahiman Ilahi, yang mendahului kami dengan rahmat,
Kerahiman Ilahi, ketenangan bagi orang yang menghadapi ajal,
Kerahiman Ilahi, kegembiraan surgawi bagi orang yang diselamatkan,
Kerahiman Ilahi, kesejukan dan keringanan bagi jiwa-jiwa di api penyucian,
Kerahiman Ilahi, mahkota semua orang kudus,
Kerahiman Ilahi, sumber mukjizat yang tak terbatas,

Anak domba Allah, yang membuktikan Kerahiman paling tinggi bagi keselamatan dunia dengan salib-Mu,
sayangilah kami, ya Tuhan

Anak domba allah, yang dengan penuh Kerahiman mempersembahkan diri untuk kami dalam setiap Kurban Misa,
  kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

Anak domba Allah, yang oleh Kerahiman yang tak terbatas menghapus dosa-dosa kami,
kasihanilah kami, ya Tuhan

Kerahiman Ilahi yang melampaui segala perbuatan-Nya,
sebab itu aku akan memuji Kerahiman Ilahi untuk selama-lamanya

Marilah berdoa
Allah, yang kerahiman-Mu tak dapat dipahami dan yang belas kash-Mu tak terbatas, pandanglah kami dengan mata belas kasih-Mu dan tambahkanlah kerahiman-Mu dalam kesulitan sebesar apa pun. Semoga kami selalu berharap pada kehendak-Mu yang selalu hadir dengan kerahiman-Mu. semuanya ini kami mohon dengan perantaraan Yesus Kristus, Raja Kerahiman, yang bersama Engkau dan Roh Kudus menurunkan Kerahiman kepada kami untuk selama-lamanya. Amin

Berikut adalah kumpulan doa-doa Suster Faustina, yang intinya memuliakan, memuji dan merenungkan kerahiman Tuhan.

Doa Utama Kepada Kerahiman Allah

Kata Yesus kepada Suster Faustina:
Serukanlah kerahiman-Ku bagi para pendosa. Aku merindukan keselamatan mereka. Bila dengan hati yang diresapi sikap kerendahan hati dan iman engkau ucapkan doa ini untuk seorang pendosa, akan Kuberikan kepadanya karunia pertobatan. Inilah doa itu:

Darah dan Air yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami, Engkaulah andalanku!

Doa Pujian Kepada Kerahiman Allah

Ya Allah, yang karena kerahiman-Mu telah berkenan memanggil segenap umat manusia dari ketiadaan kepada keberadaan.
Engkau menganugrahinya dengan kodrat dan rahmat. Namun seakan-akan kebaikan-Mu itu belum mencukupi. Karena kerahiman-Mu, Engkau mengizinkan kami masuk ke dalam kebahagiaan kekal serta mengikutsertakan kami dalam kehidupan rohani-Mu sendiri. Semuanya itu Engkau lakukan karena kerahiman-Mu semata-mata. Rahmat-Mu Engkau berikan kepada kami karena Engkau baik dan penuh kasih.
Kami sesunguhnya tidak Kau butuhkan agar diri-Mu bahagia, namun Engkau ingin berbagi kebahagiaan-Mu dengan kami. Terpujilah kerahiman-Mu, ya Tuhan. Aku akan memuliakannya sepanjang masa.

Ya Allah, Engkau tidak membinasakan manusia sesudah jatuh ke dalam dosa. Dalam kerahiman-Mu telah Engkau memaafkan kami secara ilahi, sebab bukan hanya mengampuni kesalahan kami, melainkan malah melimpahi kami dengan rahmat. Terdorong kerahiman-Mu, Engkau turun kepada kami. Maka terjadilah mukjizat kerahiman-Mu, ya Tuhan: Sabda telah menjadi Daging, Allah mulai berdiam di antara kami, Sabda Allah, kerahiman telah menjelma.
Dengan merendahkan diri telah Kau angkat kami kepada ke-Allahan-Mu. Sungguh, kerahiman-Mu berlimpah-limpah. Inilah samudra kerahiman-Mu yang tak terselami.

Langit terkagum-kagum menyaksikan kelimpahan kasih-Mu.
Sekarang tak ada seorang pun yang takut mendekati Engkau. Engkau Allah Yang Maharahim, Engkau berbelas kasih terhadap yang hina. Engkau Allah kami, kami ini umat-Mu. Engkau Bapa kami, kami ini anak-anak-Mu karena kasih-karunia.Terpujilah kerahiman-Mu, Engkau telah sudi turun kepada kami.

Dengan sepatah kata saja, ya Allah, dapat Engkau selamatkan ribuan manusia di dunia. Satu tarikan nafas Yesus saja akan memuaskan keadilan-Mu. Namun Engkau, ya Yesus, sendiri menanggung sengsara begitu mengerikan, karena kasih-Mu semata-mata. Tepat pada saat Engkau menghembuskan napas-Mu di salib, hidup kekal Engkau karuniakan kepada kami. Dengan membiarkan lambung tersuci-Mu dibuka, Engkau telah membuka sumber kerahiman-Mu yang tak pernah dapat ditimba habis. Apa yang paling berharga pada-Mu telah Engkau berikan kepada kami, yaitu darah dan air dari Hati-Mu. Inilah kemahakuasaan kerahiman-Mu. Dari pada-Mu mengalir segala rahmat. Amin

Doa Mohon Kerahiman Allah

Ya Allah, sumber kerahiman yang besar, kebaikan yang tak terhingga. Lihatlah segenap umat manusia yang hina ini berseru kepada kerahiman-Mu, kepada belaskasihan-Mu.

Allah yang berbelas kasih, jangan Engkau menolak doa-doa kami ini.

Ya Tuhan, kebaikan yang tak terpahami, yang sangat mengenal kehinaan kami, dan mengetahui bahwa kami tak mampu mengangkat diri kami kepada-Mu, curahkanlah kami dengan rahmat-Mu dalam diri kami, supaya kami bisa melaksanakan kehendak-Mu dengan setia, sepanjang hidup kami, juga pada saat kematian kami.

Semoga kuasa kerahiman-Mu melindungi kami terhadap serangan-serangan para musuh kepada keselamatan kami, supaya dengan penuh pengharapan kami menantikan kedatangan-Mu yang terakhir, yang saatnya hanya Engkau yang mengetahui.

Kami berharap, akan menerima semua yang Engkau telah janjikan kepada kami melalui Yesus, walaupun kami ini tidak layak di hadapan-Mu, sebab Yesuslah andalan kami. Semoga melalui Hati-Nya yang Maharahim kami akan bersatu dengan-Nya di surga. Amin

Doa Mohon Rahmat untuk Berbelas Kasih Terhadap Sesama

Ya Tuhan, setiap kali aku bernafas, setiap kali jantungku berdetak, setiap kali darahku mengalir dalam tubuhku, selalu aku ingin memuliakan kerahiman-Mu, Tritunggal Yang Mahakudus.

Ya Tuhan, aku ingin seluruh diriku berubah menjadi kerahiman hati-Mu, serta cermin diri-Mu sendiri. Semoga Kerahiman-Mu menenbus hati dan jiwaku dan juga sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku, agar mataku selalu terang dalam berbelas kasihan, agar aku tidak pernah curiga dan tidak menilai seorang pun secara lahiriahnya, tetapi memandang jiwa sesamaku dengan indah dan selalu siap menolong mereka.

Ya Tuhan, bantulah aku agar telingaku selalu peka dalam berbelas kasihan, agar aku selalu siap melayani kebutuhan sesamaku yang sedang dalam kesulitan.

Ya Tuhan, bantulah aku agar lidahku selalu lembut dalam  berbelas kasihan, agar aku tidak berbicara buruk mengenai sesamaku, tetapi selalu mengucapkan kata-kata yang menghibur dan membangkitakn kepada sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku agar tanganku selalu ringan dalam berbelas kasihan dan selalu melakukan perbuatan yang baik kepada sesamaku walaupun pekerjaan itu memberatkan dan meletihkan.

Ya Tuhan, bantulah aku agar kakiku selalu cepat dalam berbelas kasihan, agar aku selalu bergerak cepat dalam memberikan pertolongan pada sesamaku, semoga aku dapat menguasai keletihan dan kelelahanku dalam melayani sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku agar hatiku selalu tulus dalam berbelas kasihan, agar aku selalu peka akan tangisan sesamaku dan tidak mengeraskan hatiku dalam berbagi kasih dengan siapa pun juga. Semoga hatiku selalu tulus dalam membantu mereka. Ijinkanlah aku untuk tinggal di dalam Hati Yesus yang Maharahim dan kuatkanlah hatiku saat dalam penderitaanku sendiri. Biarlah kerahiman-Mu tinggal di dalam diriku selamanya.

Engkau sendiri yang menginginkan aku melakukan tiga macam belas kasihan, yaitu: segala macam perbuatan kasih, dan bila aku tidak dapat berbuat maka aku akan berkata-kata dengan kasih dan bila aku tidak dapat berbuat dan berkata-kata dengan kasih maka aku akan berdoa, terutama ke tempat atau orang-orang yang memang tidak dapat aku jangkau.

Ya Tuhan, ubahlah diriku menjadi seperti diri-Mu, sebab hanya Engkaulah yang dapat berbuat segala-galanya. Amin

Doa Agar Mampu Melaksanakan Kehendak Allah

Ya Yesus, yang telah terpaku di kayu salib, aku memohon, berilah aku rahmat supaya selalu setia dalam melaksanakan kehendak Bapa-Mu. Dan bila kehendak Bapa tampak terlalu berat dan sulit untuk aku laksanakan, maka aku memohon pada-Mu, ya Tuhan: semoga dari luka-luka-Mu, Engkau curahkan kekuatan dan ketegaran, dan semoga aku berseru berkata: Terjadilah menurut kehendak-Mu!

Ya Yesus, Juru Selamat dan Pengasih keselamatan manusia, dalam sengsara yang begitu dahsyat Engkau telah melupakan diri-Mu sendiri dan memikirkan keselamatan jiwa-jiwa manusia. O Yesus yang penuh belas kasih, berilah aku rahmat agar mampu melupakan diriku sendiri demi orang-orang lain. semoga aku dapat membantu Engkau dalam misi penyelamatan-Mu, sesuai dengan kehendak Bapa-Mu di surga. Amin

Doa Mohon Kebijaksanaan Ilahi

Ya Yesus, berikanlah aku akal budi yang baik supaya aku dapat lebih mengenal Engkau. Sebab semakin aku mengenal Engkau, semakin aku akan mencintai-Mu.

Ya Yesus, berilah aku akal budi yang mendalam agar aku dapat memahami perkara-perkara Ilahi, agar aku bisa memahami kodrat Ilahi-Mu, dan agar aku dapat menjiwai Sang Tritunggal.

Ya Yesus, aku mengetahui bahwa Engkau memiliki rahmat kebijaksanaan yang luar biasa, karena itu aku memohon agar Engkau memberikan rahmat-Mu itu kepada aku. Semoga Engkau berkenan dengan doa ku ini ya Tuhan. Amin

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

BULAN MEI KENAPA MENJADI BULAN MARIA?

Posted by liturgiekaristi on May 4, 2011


SUMBER : MILIS APIK

Bulan MARIA (Mei) dan Bulan ROSARIO (Oktober)
Oleh: P. Metodius Sarumaha, Ofm Cap.

Tahukah Anda mengapa bulan Mei menjadi Bulan Maria? Lalu bagaimana dengan bulan Oktober? Berdasar pada tradisi Gereja, dua bulan tersebut memang dikhususkan untuk menghormati Maria. Tapi, bulan Mei lebih disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario.
Sebetulnya, tradisi yang memandang bulan Mei sebagai bulan Maria sudah ada sejak abad pertengahan. Pada mulanya, orang-orang kafir di Italia dan Jerman sudah mempunyai kebiasaan untuk menghormati dewa-dewi pada bulan Mei. Ketika mereka menjadi Kristen, bentuk kebiasaan bulan Mei itu tetap dilanjutkan, tapi sasarannya diganti: bukan lagi dewa-dewi, tapi Bunda Maria.

Tahukah Anda bahwa penghormatan terhadap Maria juga merupakan hasil perkembangan dalam Gereja, sejak abad XVII hingga abad XIX. Pada tanggal 1 Mei 1965, Paus Paulus VI dengan ensiklik Mense Maio menegaskan kembali tradisi kesalehan ini dengan menyatakan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan “kebiasaan yang amat bernilai”. Adapun, kebiasaan bulan Oktober sebagai bulan rosario dinyatakan pertama kalinya oleh Paus Leo XIII pada akhir abad XIX yang menganjurkan umat beriman untuk berdoa rosario setiap hari pada bulan Oktober.

Tahukah Anda bahwa dalam Injil, tidak banyak pembicaraan tentang Maria. Intervensi Maria dalam masa-masa awal kelahiran sampai Yesus remaja (melahirkan, mengungsi, mengantar sunat, mengantar dan menjemput ke bait Allah) dan perkawinan Kana. Maria tampil lagi ketika berdiri di kaki salib Yesus. Juga, pasca kenaikan Yesus ke surga, ketika para murid bingung, Maria ada dan menemani para rasul di Yerusalem. Kehadiran yang tidak menonjol (namun penting), berbeda sekali dengan perhatian yang diberikan Gereja sejak abad-abad pertama:

1. Abad pertama: Sejak dulu, Maria amat dihormati-baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat. Doa pertama yang langsung ditujukan kepada Maria adalah doa latin Sub Tuum Praesidium, yang berasal dari abad ketiga. Kini, doa ini kerap dipakai dalam completorium.
Arti lengkap doa tersebut: “Santa Maria, Bunda Kristus, kami berlindung kepadamu, janganlah mengabaikan doa kami, bila kami di rundung nestapa. Bebaskanlah kami selalu dari segala mara bahaya, ya perawan yang tersuci.”

2. Ratu Kita: Dalam abad ke-12, muncul nama baru untuk Maria, Notre Dame atau Our Lady, yang dalam bahasa Indonesia, diartikan sebagai Ratu Kita. Abad ini ditandai dengan ke-ksatria-an dan pemujian kaum hawa. Banyak katedral dibangun untuk memuliakan Maria. Dalam abad ke-11, Ademar dari Monteil sudah menulis madah Salve Regina, “Salam Ya Ratu”, yang kemudian didengungkan dimana-mana, misalnya dalam ibadat salve dan penutup doa ofisi.

3. Malaikat Tuhan: Doa Angelus atau Malaikat Tuhan adalah doa untuk memperingati penjelmaan Kristus dalam rahim Maria. Doa ini terdiri dari tiga ayat dan setiap kali didoakan dikuti dengan doa Salam Maria. Doa ini berasal dari abad pertengahan, didoakan pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 – ketika lonceng gereja dibunyikan.

4. Devosi kepada Maria sebagai Mater Dolorosa (Ibu yang Berdukacita) berasal dari Injil Lukas (2:35). Dalam ayat tersebut, Simeon memberi nubuat kepada Maria bahwa “suatu pedang akan menembus jiwanya”. Biasanya orang menghitung tujuh dukacita atau `pedang’ yang menembus jiwa Maria, al: nubuat Simeon sendiri, Pengungsian ke Mesir, Sabda Maria: “Lihatlah ayah dan ibumu mencari Engkau dengan cemas” (ketika Yesus tertunggal di Bait Allah), Pertemuan dengan Yesus yang memanggul salib, Ibu Maria berdiri di kaki salib, Yesus diturunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan ibunda (adegannya seperti digambarkan oleh Michelangelo dengan patung Pieta-nya), Yesus dimakamkan. Pesta Mater Dolorosa sendiri didirikan oleh Paus Benedictus XIII pada tahun 1727, dan kini dirayakan setiap tanggal 15 September.

5. Hati Tersuci St. Maria: Devosi ini dirintis oleh Santo Yohanes Eudes (1601-1680). Devosi ini kini mendapat tempat dalam liturgi pada hari Sabtu sesudah Minggu Pentakosta dengan misa kudus untuk memperingati Hati tersuci St.Perawan Maria.

Dalam bulan Mei ini doa yang indah bagi Bunda Maria menurut tradisi Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi bahan perhatian umat kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat dan kebangkitan Yesus.
Bagian awal dari doa Salam Maria merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret menurut Injil Lukas: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Dengan salam itu, Malaikat Tuhan menyatakan belas kasih ilahi bahwa Tuhan akan menyertai Maria. Maria akan melahirkan Yesus ke dunia.
Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil Lukas: terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.
Dan akhirnya pada abad ke-15, bagain doa selanjutnya di tambahkan: Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Melalui bagian doa ini kita memohon kepada Bunda Maria untuk mendoakan kita orang yang berdosa, sekarang dan menjelang saat ajal kita.
Bunda Maria adalah bunda yang siap memperhatikan dan mendampingi kita anak-anaknya dalam peziarahan kita di dunia ini.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

Pange Lingua Gloriosi Corporis Mysterium

Posted by liturgiekaristi on April 11, 2011


Itu video perarakan Tubuh Kristus/Saramen Mahakudus yang kemungkinan besar dalam rangka perayaan Tubuh dan Darah Kristus (kalau tidak salah 14 June 2009 itu bertepatan dengan hari Raya Tubuh dan Darah Kristus). Di Indonesia suasana yang seperti itu biasanya dialami waktu sesudah perayaan perjamuam malam terakhir, malam kamis putih yang biasanya langsung dilanjutkan dengan tuguran.

Pembahasan mengenai Sakramen Maha Kudus biasanya berkaitan erat dengan devosi Hati Kudus Yesus menyangkut ritual Adorasi atau Salve, atau Astuti dalam bahasa Jawa, atau sembah sujud….
Traditionally, ketika kita melihat ada sakramen diarak, atau saat kita melihat/melintas di depan tabernakel/altar di mana sakramen ditahtakan, atau di sekitar altar hendak membalikkan badan membelakangi Tabernakel; atau bahkan saat melintas di depan pintu gereja yang terbuka dan nampak tabernakel di dalamnya; selayaknya kita berlutut sebentar, atau selama Sakramen Maha Kudus melintas di sekitar kita – termasuk dengan menghentikan semua aktivitas sebagai tanda hormat dan sembahan kita terhadap kehadiran Yang Ilahi di tengah kita.
Dalam Adorasi (Adoro te= Bersembah sujudlah) selayaknya kita bersembah sujud selama Sakramen ditahtakan. Namun kenyataannya ya kebanyakan orang makin lemah, makin tidak biasa dan tidak tahan berlutut lama, jadi lebih banyak yang duduk…Secara literature bukan Adorasi (sembah sujud)lagi namanya, tapi sedere (sembah duduk) hehe..

Posted in i. DEVOSI, q. Video terpilih | Leave a Comment »

DEVOSI (DOA ROSARIO) SENDIRI SELAMA MISA?

Posted by liturgiekaristi on March 16, 2011


SHARING : “Pada saat pastor mempersembahkan misa…pastor sibuk dengan aktivitasnya sebagai imam di altar…Lalu..umat juga sibuk dengan kegiatannya sendiri selama misa… .yaitu ..berdevosi pribadi…doa rosario…karena umat tidak mengerti ritus atau bahasa Latin yang digunakan…Begitu sibuknya mereka berdevosi…tibalah saatnya saat Konsekrasi. Begitu umat mendengar suara lonceng…umat yang sedang devosi pribadi (doa rosario) terkejut dan baru sadar……Oh..ternyata sudah waktunya konsekrasi. Lalu umat berhenti devosinya sebentar…memusatkan pandangannya ke altar…seraya menghormati Roti dan Anggur yang sedang diangkat oleh imam… Begitu lonceng kedua berbunyi lagi, tanda Konsekrasi selesai…umat pun sibuk kembali dengan aktifivitasnya sendiri…melanjutkan doa rosarionya….” “Saya ingat sebelum tahun 1970-an di kalau misa masih bahasa latin, banyak umat khusuk di gereja, tetapi berdosa rosario, karena tidak tahu maksud kata-kata doa yang diucapkan dalam misa. Tapi khusuk. hehehehe.”

 

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Saya lalu ingat cerita dosen saya saat ada pertanyaan soal fungsi bel dalam Misa, dan sang dosen menjawab:
Itu sebenarnya untuk membantu umat (mengagetkan umat yang khusuk sendiri), karena saat misa harus semua dalam bahasa Latin, umat banyak yang tidak mengerti, lalu mereka sibuk dengan doa mereka sendiri, entah rosario, dll. Nah, saat konsekrasi misdinar membunyikan bel, agar umat “terbangun” dari kesendiriannya dan melihat altar.
Demikian juga saat sebelum sambut dan imam mengatakan “Inilah Anak Domba Allah ……berbahagialah …..” sekali lagi misdinar membunyikan bel dengan maksud yang sama. Jadi persoalan semacam itu memang sudah dari dulu telah terbukti dalam sejarah. . Kalau jaman sekarang?
Pasti yang sibuk sendiri BB-an atau FB-an, atau SMS-an dia itu sebenarnya juga tidak sungguh mengerti maksud bagian-bagian perayaan ekaristi itu

 

PENDAPAT DARI BP. JULIANTONO :

Pater Samiran,
Saat itu tentu blom ada teks missa dalam 2 bahasa seperti yg SELALU disediakan saat Missa Latin Novus Ordo ataupun Missa Latin Tridentina, ya?? Soal fungsi bell, setau saya itu memang untuk MENGINGATKAN umat bahwa sesuatu yg PENTING itu SEDANG terjadi di altar.

 

PENCERAHAN DARI PASTOR  JOHANES SAMIRAN SCJ:

@ Joseph J: sebenarnya beruntung menjadi orang katolik; ada atau tidak ada teks, ikut misa bahasa apa saja kita bisa tahu apa yang sedang terjadi (berlangsung) di altar dan apa maksudnya apa —- kecuali kata pembuka dan pesan-pesan imam dalam homili :-) Saat pertama kali saya ikut misa bahasa Italia, dan Italia saya 0,0 – tetapi toh saya bisa ikut semua dan tidak keliru mengerti bagian per bagian dari misa itu. Demikian juga saat berkunjung ke Spanyol. Jadi kalau orang mengerti dengan baik dan benar satu saja misa dalam bahasa tertentu, maka ia bisa mengerti dan mengikuti tahap-tahap misa kudus dalam bahasa yang baru baginya. Sebaliknya, walau pun tahu maksud dan artinya bahasanya, tetapi kalau itu adalah ritus baru sama sekali, maka orang bisa tidak mengerti makna tersembunyi (tersirat) di dalamnya. Persoalan adanya umat yang khusuk doa sendiri, entah rosario atau doa devosi pribadi lain, umumnya bukan karena soal Misa Tridentina atau Misa Paulus VI – tetapi misa apapun yang dia tidak mengerti, sementara ada kerinduan rohani yang dalam, dan sadar sungguh gereja adalah tempat doa yang baik, maka orang sederhana akan memikirkan daripada saya bengong tanpa dapat apa-apa, maka lebih baik saya berdoa supaya dapat buah-buah rohani yang saya perlu.
Maka berdoalah dia.
Tentu praktik dan pilihan ini jauh lebih mulia dan kristiani dan baik daripada malah ngobrol di dalam gereja, atau FB/BB/SMS-an, yang tidak ada hubungan dengan Tuhan sama sekali padahal di dalam gereja. Jadi sekali lagi sebaiknya tidak menyederhanakan masalah dengan menyalahkan Misa Tridentina atau Misa Paulus VI – sebagai biang keladi, tetapi harus melihat persoalan nyata. Banyak umat yang rosario itu malahan tidak tahu misa yang di altar itu Misa Tridentina atau Misa Paulus VI. Yang ia tahu bahwa ia tidak tahu arti kata-kata si imam di altar itu.
Sementara ia ingin sekali berjumpa Tuhan dalam doa dan menyambut TubuhNya dalam Sakramen Mahakudus.
Maka sambil menunggu itu – ia membangun kontak dengan Tuhan dalam doa devosional itu. NB. Tapi yang FB/BB/SMS-an saya yakin argumentasinya lain daripada umat yang doa tadi. Yang ini memang pantas “ditangisi” karena ia tidak tahu apa yang dia sendiri perbuat. Yang doa tadi ia tidak tahu apa yang imam katakan. :-)

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

MENGAPA ORANG KATOLIK SUKA MENEMPATKAN PATUNG ORANG SUCI DI GEREJA?

Posted by liturgiekaristi on March 16, 2011


Post 15 Maret 2011

Pertanyaan umat :

Pertanyaan saya mungkin tidak langsung berkaitan dengan Liturgi; tapi saya butuh bantuan untuk menjelaskan pertanyaan ini karena sering ditanyakan oleh teman2 non Katholik: Mengapa orang Katholik suka menempatkan patung2 orang suci di gerejanya;bukankah itu sama saja tindakan berhala?”

PENCERAHAN DARI SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA

Pertama-tama, apa dasar kita harus memberikan penjelasan?
Maka kita akan mengenal istilah kata “APOLOGETIK”. Apa itu apologrtik? Apologetik merupakan suatu cara untuk untuk memahami, menjelaskan dan mempertahankan iman Katolik dengan memberi…kan jawaban-jawaban atau argumen-argumen dengan cara yang rasional terhadap berbagai tuduhan yang diarahkan mengenai iman Katolik. Dan orang yang melakukan kegiatan apologetik disebut apologist. 

salah satu dasar umat Katolik membela iman [berapologetik] menurut Kitab Suci : 1Ptr 3:15-16
– 15. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
– 16. dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

– Kristus memberikan tugas kepada semua muridnya untuk mewartakan kabar gembira. [bdk. Mat 28:19-20] Nah, apologetik membantu kita dalam melaksanakan tugas ini. Apologetik juga memainkan peran yang cukup penting dalam Evangelisasi.

– Evangelisasi berarti mewartakan kebenaran Kristus. Seringkali kebenaran akan Kristus menimbulkan banyak pertanyaan dan juga keberatan mengenai iman. Disinilah tugas para apologist untuk berapology dengan menjawab berbagai pertanyaan dan keberatan tersebut.

Dalam Hal patung, gambar, dan sejenisnya, saudara-saudara protestan atau non Katolik, biasa ”menyerang” kita dengan Kitab Keluaran 20:3-5 sbb :
– Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
– Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
– Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.

Mari kita lihat beberapa ayat kitab suci dari beberapa terjemahan (kel 20:3-5) , untuk mengurangi kemungkinan distorsi dari bahasa itu sendiri.
– 3) You shall not have other gods besides me (NAB, CCB); no other gods before me (RSV, NIV, KJV);
– 4) You shall not carve idols (NAB); a graven image (RSV); any graven image (NIV, KJV); a carved image (CCB) for yourselves in the shape of anything in the sky above or on the earth below or in the waters beneath the earth;
– 5)you shall not bow down (NAB, RSV, NIV, KJV, CCB) before them or worship them: for I the LORD your God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children to the third and the fourth generation of those who hate me.

Catatan: NAB= New American Bible; RSV= Revised Standard Version; NIV= New International Version; CCB= Christian Community Bible. Dari referensi di atas, maka terlihat bahwa istilah yang digunakan adalah:

Carved idol, yang artinya adalah “patung berhala” dan carved/graven image yang berarti “ukiran dari suatu gambaran”. (Patung Ukiran adalah terjemahan dari Kitab Suci Kristiani edisi Pastoral Katolik) Kalaupun hal ini masih bisa diperdebatkan, namun tetap tidak mengurangi esensi dari ayat tersebut, bahwa yang paling penting adalah kita tidak membuat image/patung/gambaran untuk disembah sebagai allah lain (dalam kaitannya dengan ayat yang ke 3).

Gereja Katolik memang melarang patung berhala, tetapi tidak melarang penggunaan patung untuk keperluan ibadah, karena patung hanya merupakan lambang saja yang membantu untuk mengarahkan hati kepada Tuhan.

Kalau kita sungguh-sungguh menyelidiki seluruh kitab suci, kita dapat menemukan bahwa penggunaan image/gambaran/patung dalam ibadah kepada Tuhan diperbolehkan, bahkan Allah sendiri yang “memerintahkan” penggunaan hal tersebut.
Tuhan memerintahkan untuk membuat patung untuk keperluan ibadah:

-Keluaran 25:1,18-20
Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Dan haruslah kau buat dua kerub (English: cherubims / angels) dari emas, kau buatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini, dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya”. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.”

– 1 Tawarikh 28:18-19
Ketika raja Daud memberikan rencana pembuatan bait Allah kepada Salomo (1Tawarikh 28:18-19)
18 juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub, yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian TUHAN.
19 Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh TUHAN, yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.

– Yehezkiel 41:17-18
17 sampai bagian atas pintu dan ruang dalam dan juga di luar. Dan di seluruh dinding bagian dalam dan bagian luar terukir
18 gambar-gambar kerub dan pohon-pohon korma, di antara dua kerub sebatang pohon korma, dan masing-masing kerub itu mempunyai dua muka.

– Bilangan 21:8
8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.“

– Keluaran 25:1,18-20, dsb

Apakah Kontradiksi? TIDAK jawabnya, bagaima kita menjelaskan kontradiksi ayat-ayat tersebut diatas (Kel 25:1,18-20, 1Taw 28:18-19, Yeh 41:17-18, Bil 21:8) dengan kitab Keluaran 20:4-5?

Jawabnya : sangat sederhana
Kerub/malaikat tidak dianggap sebagai allah dan tidak memerlukan pemujaan: Mereka adalah gambaran hamba Tuhan. Hal yang sama diterima oleh gereja Katolik saat ini, adalah penggunaan patung Yesus, Maria, santo/santa karena mereka bukan Allah melainkan gambaran hamba Tuhan. (Jadi kita tidak menghormati patung itu apalagi menyembahnya, melainkan menghormati pribadi yang dilambangkannya, karena mereka membantu kita mengarahkan hati kepada Allah dan bukannya menjadi ’saingan’ Allah).

Bagaimana umat Katolik menggunakan image/gambaran/patung:
– Sebagai salah satu alat bantu umat untuk lebih menghayati kedekatannya dengan Yesus Kristus. Penggunaan patung, lukisan, elemen artistik lainnya bagi umat Katolik adalah untuk membantu mengingat seseorang atau sesuatu yang digambarkannya.

– Umat Katolik juga menggunakan image/gambar/patung sebagai sarana pengajaran, seperti yang diterapkan juga oleh umat protestant lainnya terutama dalam mengajar anak-anak di sekolah minggu

– Umat Katolik juga menggunakan hal tersebut dalam kesempatan tertentu, sama seperti umat Kristen pada umumnya mempunyai patung-patung kandang natal, gambar peristiwa natal, atau mengirim kartu natal bergambar pada hari natal.

Jadi Kesimpulannya :
– Jadi, Tuhan memang melarang pemujaan terhadap image/gambaran/patung, tetapi Ia tidak melarang pembuatan image/ gambaran tersebut secara umum. Seandainya Ia melarangnya, maka film, televisi, video, foto, lukisan, kartu natal bergambar, uang, ataupun gambar-gambar lainya akan juga dilarang, karena semua itu mengandung unsur image/ gambaran yang menyerupai sesuatu di bumi atau di atas bumi….(lihat Kel 20:4) Karena itu, Gereja Katolik melihat ayat ke-4 ini sebagai kelanjutan dari ayat ke-3, yaitu, agar jangan kita membuat gambar/ patung untuk disembah sebagai allah lain di hadapan Allah.

– Dengan demikian sebenarnya menjadi sangat jelas bahwa baik umat Katolik maupun umat Kristen lainnya hanya memuja Tuhan yang satu dan sama, dan sama-sama menentang penyembahan patung berhala.

Semoga dapat membantu.
-IK-

PENCERAHAN DARI PASTOR Zepto-Triffon Triff

Tentang PENGGUNAAN PATUNG DAN PENYEMBAHAN BERHALA. 

1) Di mana batas pembeda antara penggunaan patung dan penyembahan berhala? DISPOSISI BATIN dan SISTIM PEMAKNAAN yang dibangun orang ketika berdoa. Namun, bila demikian maka segala sesuatu diletakkan pada dasar subyektif yang sangat mengambang dan relatif, karena setiap orang bisa saja mempunyai disposisi batin dan sistim pemaknaan tersendiri.
2) Lalu apa yang menjadi ukuran? IMAN GEREJA. Penggunaan patung tetap harus ditempatkan dalam konteks penghayatan iman komunal/Gereja, meskipun orang berdoa secara pribadi. Kongkritnya, umat berdoa di hadapan patung seturut penghayatan iman komunal dan sistim pemaknaan Gereja.
3) Bagaimana Gereja menghayati penggunaan patung? Patung-patung suci [mis: Yesus, St Maria, St Yoseph, St Petrus, dst] SELALU DIHAYATI sebagai pribadi-pribadi yang secara nyata menghadirkan ALLAH. Yang disembah tidak lain, tidak bukan, hanyalah ALLAH YANG MAHABESAR. Jadi, penggunaan patung harus selalu dihubungkan dengan pribadi yg diwakilinya, sejauh terkait erat dengan ALLAH dan KARYA PENYELAMATAN-NYA.
4) Tentu, ini berlaku bukan hanya atas patung yang terkait dengan PRIBADI KHUSUS tertentu, tetapi juga atas gambar, ukiran, dan pelbagai benda lain terkait PERISTIWA2 BIBLIS tertentu (misal: patung/lukisan ttg kisah penciptaan, ttg kembalinya si anak yang hilang, ttg penghakiman terakhir) atau terkait PERISTIWA HISTORIS tertentu (misal: gambar/ukiran/relief tentang masuknya Injil di kawasan A).
5) Keterbatasan memori manusia menuntut adanya PELBAGAI SARANA BANTU yang merangsang manusia untuk terarah kembali dan terus-menerus kepada ALLAH yang maha besar dan RENCANA KESELAMATANNYA.
6) Jadi, bila berhala dipahami sebagai titik akhir doa-doa, maka dalam penghayatan iman Gereja, patung, gambar, ukiran, dst itu BUKAN MENJADI TITIK AKHIR doa-doa Gereja.
7) Itulah sebabnya, bagi Gereja penggunaan patung tak dihayati sebagai berhala.

Demikian tambahan-tambahan saya atas pelbagai comments sebelumnya dari banyak teman lain.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

BERDOA DALAM BAHASA LATIN

Posted by liturgiekaristi on March 15, 2011


Post 15 Maret 2011

 

DOA ROSARIO

 

Tanda Salib

In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amen

 

Syahadat Para Rasul

Credo in Deum Patrem omnipotentem, Creatorem caeli et terrae. Et in Iesum Christum, Filium eius unicum, Dominum nostrum, qui conceptus est de Spiritu Sancto, natus ex Maria Virgine, passus sub Pontio Pilato, crucifixus, mortuus, et sepultus, descendit ad infernos, tertia die resurrexit a mortuis, ascendit ad caelos, sedet ad dexteram Dei Patris omnipotentis, inde venturus est iudicare vivos et mortuos. Credo in Spiritum Sanctum, sanctam Ecclesiam catholicam, sanctorum communionem, remissionem peccatorum, carnis resurrectionem, vitam aeternam. Amen.

 

Bapa Kami

PATER NOSTER, qui es in caelis, sanctificetur nomen tuum. Adveniat regnum tuum. Fiat voluntas tua, sicut in caelo et in terra. Panem nostrum quotidianum da nobis hodie, et dimitte nobis debita nostra sicut et nos dimittimus debitoribus nostris. Et ne nos inducas in tentationem, sed libera nos a malo. Amen.

 

Salam Maria

AVE MARIA, gratia plena, Dominus tecum. Benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui, Iesus. Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus, nunc, et in hora mortis nostrae. Amen.

 

Kemuliaan

GLORIA PATRI, et Filio, et Spiritui Sancto. Sicut erat in principio, et nunc, et semper, et in saecula saeculorum. Amen.

 

Doa Fatima

Domine Iesu, dimitte nobis debita nostra, salva nos ab igne inferiori, perduc in caelum omnes animas, praesertim eas, quae misericordiae tuae maxime indigent.

 

Salam, ya Ratu

SALVE REGINA, Mater misericordiae. Vita, dulcedo, et spes nostra, salve. Ad te clamamus exsules filii Hevae. Ad te Suspiramus, gementes et flentes in hac lacrimarum valle. Eia ergo, Advocata nostra, illos tuos misericordes oculos ad nos converte. Et Iesum, benedictum fructum ventris tui, nobis post hoc exsilium ostende. O clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria.

 

V. Ora pro nobis, Sancta Dei Genitrix.

R. Ut digni efficiamur promissionibus Christi.

 

 

DOA MALAIKAT TUHAN

 

 

V. Angelus Domini nuntiavit Mariae.

R. Et concepit de Spiritu Sancto.

Ave Maria, gratia plena; Dominus tecum: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui Iesus. * Sancta Maria, Mater Dei ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amen.

 

 

V. Ecce ancilla Domini,

R. Fiat mihi secundum verbum tuum.

Ave Maria, gratia plena; Dominus tecum: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui Iesus. * Sancta Maria, Mater Dei ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amen.

 

 

V. Et Verbum caro factum est,

R. Et habitavit in nobis.

Ave Maria, gratia plena; Dominus tecum: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui Iesus.* Sancta Maria, Mater Dei ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amen.

 

 

V. Ora pro nobis, sancta Dei Genetrix,

R. Ut digni efficiamur promissionibus Christi.

Oremus. Gratiam tuam, quaesumus, Domine, mentibus nostris infunde; ut qui, Angelo nuntiante, Christi Filii tui incarnationem cognovimus, per passionem eius et crucem ad resurrectionis gloriam perducamur. Per eumdem Christum Dominum nostrum.

R. Amen.

 

RATU SURGA

Selama Masa Paska, doa ini dipakai menggantikan Doa Malaikat Tuhan.

 

 

V. Regina caeli, laetare, alleluia.

R. Quia quem meruisti portare, alleluia.

V. Resurrexit, sicut dixit, alleluia.

R. Ora pro nobis Deum, alleluia.

 

 

V. Gaude et laetare, Virgo Maria, alleluia.

R. Quia surrexit Dominus vere, alleluia.

 

Oremus. Deus, qui per resurrectionem Filii tui, Domini nostri Iesu Christi, mundum laetificare dignatus es: praesta, quaesumus; ut per eius Genetricem Virginem Mariam, perpetuae capiamus gaudia vitae. Per eundem Christum Dominum nostrum. Amen.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

RANGKUMAN PENCERAHAN SEPUTAR pujian penyembahan / puji-pujian ( di dalam gereja ) serta sharing +/- 1 jam sebelum misa.

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


Pertanyaan 1:

mau tanya….
apakah diperkenankan mengadakan sesi pujian penyembahan / puji-pujian ( di dalam gereja ) serta sharing +/- 1 jam sebelum misa. dan di lanjutkan dengan misa harian / mingguan biasa???
mohon bantuannya.
trims

PENCERAHAN DARI BP. AGUS SYAWAL :

Dari sisi liturgis tidak ada masalah. Penempatannya tepat, bahwa ibadat devosional non Liturgis dilaksanakan sebelum/sesudah Liturgi, tapi tidak ditengah-tengah atau dicampuradukkan.

PENCERAHAN DARI PASTOR BERNARD RAHAWARIN:

devosi, latihan rohani dan tindakan-tindakan kesalehan memang bertujuan meneguhkan iman yg merupakan faktor penting bagi keikut sertaan dalam perayaan liturglis (dalam konteks ini: perayaan Misa Kudus).

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

ADORASI DALAM PERAYAAN EKARISTI

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


Pertanyaan umat :

Dalam misa dan adorasi…sebenarnya adakah waktu yang benar kapan adorasi itu dilakukan.? Kebetulan saya anggota karismatik dan setiap bulan kami wajib mengadakan adorasi. Disitu kami mengundang pastor yang berbeda-beda. Dan urutannya kadang berbeda pula. Ada yang melakukan adorasi setelah Bapa Kami, ada juga yang sete…lah Komuni. Apakah ada peraturan khusus yang mengharuskan adorasi itu sebaiknya dilaksanakan di urutan yang mana? Terima kasih penjelasannya.

PENCERAHAN DARI PASTOR BERNARD RAHAWARIN PR

Dalam bagian2 tata perayaan Misa Kudus, terdapat juga unsur2 adoratif, antara lain:1). pada moment konsekrasi, ketika Tubuh dan Darah Kristus diangkat… dan… 2). pada sesaat sebelum sambut, yaitu ketika imam mengangkat Tubuh dan Darah Kristus sambil mengucapkan ‘Inilah Anak Domba Allah yg menghapus…’ 3). Juga ketika imam memberi sambut sambil mengucapkan ‘Tubuh Kristus’.
Pada struktur normal dari TPE, tidak diindikasikan penyelipan hal2 tambahan yg ‘memperpanjang’ moment2 adoratif tsb… dan memang seharusnya demikian, apalagi dalam Misa Hari Minggu dan Hari Raya.

Idealnya adorasi dibuat terpisah dari perayaan Misa Kudus, karena pada hakekatnya adorasi merupakan ‘perpanjangan tangan’ dari perayaan Ekaristi.
Namun sering ‘atas nama’ pertimbangan pastoral maka adorasi dibuat dalam perayaan Misa Kudus. Jika demikian maka sebaiknya kita memperhatikan unsur2 adoratif di atas…. See More
Masih lumayan kalau ‘adorasi (tambahan)’ dibuat sesudah komuni dan sebelum berkat penutup, kendati kelihatannya agak dipaksakan….

PENCERAHAN DARI BP. AGUS SYAWAL :

Mengenai apa yang ditanyakan:
Adorasi Ekaristi di dalam Perayaan Ekaristi dilaksanakan sesudah Komuni (RS 140, ES 60).

RS: Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI Kongregasi Ibadat dan Tata-tertib Sakramen mengenai sejumlah hal yang perlu dilaksanakan ataupun dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 25 Maret 2004.
… See More
ES: Eucharistiae Sacramentum, Dokumen dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Sakramen Mahakudus yang dimuat dalam Teks Rituale Romanum, 21 Juni 1973.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Walau tidak dianjurkan, tetapi kalau mau ada Adorasi sebagai perpanjangan Ekaristi dan disatukan dengan Misa Kudus, tentu saat yang masuk akal adalah setelah komuni dibagikan. Adorasi menjadi perpanjangan saat hening dan penghayatan persatuan umat dengan Kristus dalam Sakramen Mahakudus.

Kalau itu dibuat sebelum komuni, apalagi setelah Bapa kami – makna dan fungsi Adorasi menjadi kabur.

NB. Suatu praktik entah penentuan urutan atau pun perbuatan bakti tertentu, harus bisa dijelaskan alasannya. Jadi janganlah kita hanya meniru di sana dan di sini, tanpa mencoba mengerti dan memahami alasannya. Dari alasan itulah kita bisa mengerti manakah yang sebaiknya kita jalankan, dan juga apa yang seharusnya kita ekspresikan melalui peristiwa atau perbuatan itu.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

ADORASI SAKRAMEN MAHA KUDUS

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


PEMBELAJARAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ:

….
Sebenarnya Adorasi termasuk devosi kepada Sakramen Mahakudus. Devosi kepada Sakramen Mahakudus yang populer adalah “Adorasi” (= sembah sujud) dan “Salve” (= Pujian). Keduanya sering disebut dengan kebaktian Sakramen Mahakudus.
Salve mirip dengan Adorasi, tetapi seluruh waktu didominasi dengan pujian-pujian bersama, entah doa atau nyanyian.
Adorasi sebenarnya sebagian waktu utama adalah untuk kebaktian dan sembah sujud, artinya bukan dipenuhi dengan nyanyian dan doa bersama, tetapi ada banyak waktu hening untuk doa pribadi atau kebaktian pribadi di depan Sakramen.

Tata liturginya mirip, yakni dimulai dengan pentahtaan Sakramen Mahakudus (idealnya dengan monstrans); doa dan renungan, lalu Pujian kepada Sakramen Mahakudus, dan Berkat dengan Sakramen Mahakudus.

Tentang panjangnya waktu tidak ditentukan, bisa setengah jam, bisa sejam, atau bisa sehari penuh. Jadi “Adorasi Abadi” adalah salah satu bentuk adorasi dalam waktu yang panjang dan sambung menyambung.

Maksud utama adorasi adalah semacam perpanjangan Ekaristi. Jadi adorasi tidak bisa dilepaskan dari Ekaristi. Dalam Ekaristi (Misa) seringkali kita tidak mempunyai waktu cukup untuk memberikan penghormatan khusus atau membangun dialog pribadi atau yang lebih khusuk kepada Sakramen Mahakudus. Nah, dalam Adorasi itulah kekurangan itu bisa kita dapatkan dan lakukan. Di situlah kita yang seringkali menyambut Kristus tetapi kurang memberikan sambutan yang pantas entah dengan menyediakan diri, waktu, dan hati kita (padahal Tuhan kita undang masuk dalam hati dan hidup kita) kita berikan.
Maka tentu saja maksud utama adalah agar relasi dan ikatan kasih antara kita dengan Tuhan semakin kuat. Bahwa Tuhan mencintai kita tidak lagi perlu dipertanyakan dan diragukan. Tetapi bahwa kita sungguh mencintai Tuhan, itu yang seringkali kurang kita pupuk dan kita wujudkan dalam kenyataan: memberi waktu, perhatian, korban, simphaty, dll.

Maka Adorasi bisa memberikan buah-buah rohani yang luar biasa, atau lebih tepat saya katakan mengaktifkan rahmat Sakramental Ekaristi yang kita sambut yang seringkali kita abaikan dan kurang kita hargai dan kembangkankan dayanya secara maksimal.

Nah, buahnya bisa spiritual, bisa psikologis, emosional, dan bahkan pada kedamaian batin, karakteristik personal, dll.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

BULAN MARIA – MEI & OKTOBER – APA BEDANYA?

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


Topik diskusi :

Ada umat bertanya Bulan Mei dan Bulan Oktober adalah bulan yang dikhususkan untuk Bunda Maria. Ada yang menyebut bulan Mei adalah bulan Maria, dan bulan Oktober adalah bulan Rosario. Apakah yang membedakan kedua bulan tersebut? Mohon pencerahan.

PENCERAHAN DARI PASTOR Martin Boloawa

Baik bulan Maria maupun bulan Rosario kedua-duanya berkaitan dengan yang namanya Devosi yakni penghormatan atau penyembahan yang diberikan kepada Maria. Devosi itu tingkatannya berada dibawah Sakramen, maka kedua bulan ini kita diharapkan memberikan penghormatan kepada Maria dengan berdoa Rosario setiap hari, bukan berarti di luar kedua bulan tersebut kita tidak perlu berdoa Rosario, tidak dimaksudkan demikian. Kedua bulan tersebut amat kental dengan sebutan bulan Maria dimana kita berdoa Rosario.

PENCERAHAN DARI PASTOR Christianus Hendrik

Baik bulan Mei ataupun Oktober, adalah bulan yang dikhususkan untuk menghormati Bunda Maria. Tradisi devosional yang sangat populer di kalangan gereja Katholik ini berjalan sudah sejak lama, berkaitan dengan ditetapkannya juga Maria sebagai Ratu Rosari yang makin mempopulerkan doa rosario menjadi doa yang merakyat. Sebenarnya devosi terhadap maria juga berkaitan dengan jiarah yang umumnya lebih banyak dikaitkan dengan bulan Mei-bulan jiarah (kunjungan Maria kepada Elisabeth tgl 31 Mei). Sedangkan bulan Oktober lebih dominan kebaktian yang bersifat ‘internal’ membangun sikap doa yang khusuk dengan berdoa rosario (Maria ditetapkan sebagai Ratu Rosari-7 Okt).

Melalui jiarah, doa Rosario, Legio Maria, Novena 3 salam Maria, dan bentuk2 kebaktian lainnya, orang ingin mengungkapkan penghormatan yang sepantasnya terhadap Ibu Tuhan yang telah membuka pintu Surga yang telah ditutup oleh hawa(dan Adam). Maria menjadi hawa baru-pengantara segala rahmat, dan Kristus menjadi Adam baru bagi keselamatan yang sepenuhnya.

Devosi ini sangat populer dan merakyat karena mudah, sederhana, dan semua orang bisa melakukannya; tapi kendati disediakan dua bulan yang dikhususkan untuk penghormatan kepada Maria, itu tidak berarti menggantikan/melampaui hormat dan pemuliaan kepada Yesus sebagai Juruselamat yang sesungguhnya. Tanpa Yesus maria bukanlah apa2, tetapi keputusan Maria untuk menjawab Ya atas rencana keselamatan, itulah yang membuka jalan keselamatan bagi kita semua.

PENCERAHAN DARI PASTOR Philipus Seran :

Dalam konteks lingkaran Tahun Liturgi Gereja, bulan Mei masih dalam masa Paskah dan masa 50 hari menantikan kedatangan Roh kudus, Maria berdoa bersama Gereja memohon turunnya Roh Kudus dalam peristiwa Pantekosta. Juga masa Mistagogi bagi babtisan baru…
Hal ini jelas dalam : The Directory on popular piety and the liturgy, 2001. Saya kutip artikel… See More no. 191 :

For example, since the month of May largely corresponds with the fifty days of Easter, the pious exercises practised at this time could emphasize Our Lady’s participation in the Paschal mystery (cf. John 19, 25-27), and the Pentecost event (cf, Acts 1, 14) with which the Church begins: Our Lady journeys with the Church having shared in the novum of the Resurrection, under the guidance of the Holy Spirit. The fifty days are also a time for the celebration of the sacraments of Christian initiation and of the mystagogy. The pious exercises connected with the month of May could easily highlight the earthly role played by the glorified Queen of Heaven, here and now, in the celebration of the Sacraments of Baptism, Confirmation and Holy Eucharist(225).

http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/ccdds/documents/rc_con_ccdds_doc_20020513_vers-direttorio_en.html#Chapter Five

Jadi Maria ditempatkan dalam inti iman krstiani yakni MISTERI PASKAH KRISTUS. Untuk itulah mengapa pada bulan Mei kita diajak berdevosi kepada Maria dan berdoa bersama dia.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

BENDA ROHANI – KALAU RUSAK DIAPAKAN?

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


Topik diskusi :

kita pasti pernah mengalami hal yang sama . Ada seorang umat bertanya “Saya punya beberapa barang/benda2 liturgi yang sudah rusak, seperti Rosario yang putus, patung maria yang pecah, Salib yang patah, dll. Barang2 liturgis tersebut pernah diberkati. Romo , bagaimana saya harus
memperlakukannya? Mau dibuang sembarangan ga tega, apa harus dikembalikan ke gereja atau gimana? Mohon penjelasan…”.

BEBERAPA PENDAPAT UMAT :

Albertus Bawa Sungkawa
Benda2 rohani menjadi ‘suci’ karena memang telah ‘dikhususkan’ (suci=khusus, maka di’sucikan’=dikhususkan, dibedakan dari benda2 yang laen), yaitu bahwa benda2 itu khusus dipakai sebagai sarana berdoa kepada TUhan. Ketika benda itu tidak lagi dapat dipakai sebagai ‘sarana’, maka pada dasarnya benda itu telah kehilangan hakikatnya sebagai ‘sarana’ … See Moreyang dikhususkan. Masalahnya, manusia memiliki ‘rasa’/’perasaan’ (tidak sekadar rasional). Maka, jika harus ‘membuang’ benda rohani (yang telah rusak), meski pun tidak masalah, bisa saja menimbulkan ‘rasa bersalah’/perasaan yg ‘kurang nyaman’. Jd, llangkah bijaksananya adalah drpd menjadi ‘batu sandungan'(menimbulkan perasaan kurang nyaman), benda rohani yg telah rusak tetap layak diperlakukan sebagaimana mestinya, demi menghindarkan rasa-perasaan kurang nyaman ketika benda2 itu dibuang begitu saja. Yaitu dengan ditimbun, dibakar, atau perlakuan lain yang dirasa layak dan pantas.

Sinta Mary
Kalo sy sdh terbiasa melihat yg dilakukan oleh ortu sejak kecil,bhw brg2 rohani yg sdh rusak n tdk terpakai dikuburkan sj di dlm tanah,sdh selayaknya lah benda2 sbg perantara utk kita berdoa diperlakukan dg layak pula. Kalo mst diserahkn kpd grj or pasturnya,wah bs di sakristi jd tempat penyimpanan brg2 bekas donk..heee kasian kosternya yg ngeberesin. Masing2 brtggung jwb dg brg2 rohaninya dg cra yg swajarnya sj lah. Salam. Gut dei!

PENCERAHAN DARI PASTOR Liberius Sihombing

Menarik mendiskusikan topik yg nampak sepele ini tapi sungguh menyenth bnyak unsur di dlmnya. Sy pun tdk menduga itu dimunculkan dan menjadi bhan diskusi. Utk saya segala sesuatu yg sudah rusak akhirnya harus kembali mejadi debu/tanah. Bahkan tubuh manusia yang notabene ‘Bait Roh Kudus’ ini pun akan menjdi tanah jg. Banyak gereja tdk punya semacam ‘sacrarium’ yakni tmpat membuang atau melarutkan barang2 rohani agar terbuang secara hormat. Maka saya sangka (ini pndapat pribadi, bukan pendapat Gereja) barang2 rohani yang sudah usah bisa dibuang ke tempat dimana ia pantas dibuang, dikubur pun toh sah2 saja, karena toh benda rohani bukanlah pengejawantahan yg ilahi, tetapi hanya sarana pembantu kita mendekatkan diri pada sesuatu di balik simbol itu. Sekali lagi, cara apa yg Anda anggap pantas sy kira tetap dihormati. Gbu

PENCERAHAN DARI PASTOR Sam Gulô

Bisa beberapa kemungkinan:
1. Bisa di simpang tetap sebabagai benda rohani
2. Bisa juga di tanam ditanah
3. Bisa juga dibakar
N.B. Minyak2 suci yg tidak dipakai lagi bisa dibakar, maksudnya spy tidak jtuh k tangan orang yg tidak bertanggungjawab. Benda2 rohani lain jg kira2 sama.

Dari rangkain tulisan dan diskusi d atas mnjadi jelas, bagaimana kita mempelakukan benda2 rohani yg rusak/tak terpakai, yakni bs di kubur d dalam tanah atau dibakar. Dibungkus dgn kain jga boleh, berdoa sebelumnya boleh. Tdk perlu diserahkan ke Paroki, bs dilakukan sendiri.

PENCERAHAN DARI PASTOR Christianus Hendrik:

Sebenarnya sudah banyak jawaban2 yang bijak dari umat, saya senang bahwa banyak yang memahami hakekat penting dari hal2 yang sepele tapi banyak terjadi dalam hidup iman kita terkait dengan pemahaman Liturgi kita yang tidak bisa dibatasi pada ruang sekitar altas saja.

Pada intinya, benda2 yang dipakai untuk kepentingan liturgi perayaan2 Ekaristi … See Moredan sakramen2 lainnya, terutama yang sudah dikuduskan, diberkati secara khusus adalah bersifat sakramentali. Itu berarti benda/barang2 tersebut sekaligus sama dengan benda2 sejenis lainnya, tapi sekaligus berbeda karena sudah dikhususkan bagi Allah dalam fungsinya. Mungkin agak jauh sedikit, bayangkanlah kalau ada barang2 tertentu biasa dipakai oleh orang yang kita cintai, dan kita tahu dia sangat suka dengan barang tersebut, tapi ketika dia meninggal atau sedang pergi, entah gimana barang/benda tersebut dipakai orang lain secara sembarangan atau malah dirusak….sakit rasa hati kita bukan? Kurang lebih (tidak seekstrem itu) hal yang sama juga perlu kita perhatikan untuk barang2 sakramentali ini, entah itu rosario, patung, salib, medali, lilin baptis, buku doa, dll yang karena fungsinya sudah tidak memadai lagi/rusak; kiranya perlu mendapatkan perhatian yang bijak untuk meyimpan atau memusnahkannya. Tujuannya sebenarnya pertama menunjukkan sikap hormat dan syukur kita atas sarana yang telah Tuhan berikan melalui karya manusia dan kita sudah dibantu untuk menghidupi iman kita lebih baik. Kedua, supaya tidak jatuh ke tangan yang salah, dan disalahgunakan untuk hal2 yang justru akan mengganggu penghayatan iman kita.

Di gereja2 sebaiknya memang memiliki sumur suci, biasanya dekat sakristi, yang biasa digunakan untuk membakar, atau menguburkan/ melebur barang2 sakramentali yang sudah tidak terpakai lagi, teremasuk misalnya air suci yang kotor/rusak. Hosti yang rusak/berjamur, air limbah cucian perlatan misa seperti purificatorium,dll.

Untuk mempermudah, maka baik juga bahwa umat di rumah masing2 mempunyai tempat ‘khusus’ semacam sacrarium ini yang sekiranya pantas, layak, aman, dan tidak mengganggu hidup iman dan pergaulan kita di tengah orang2 yang berkeyakinan lain-sebagai tempat mengubur atau membakar barang2 sakramentali yang rusak. Mengubur/mebakarnya dengan hikmat dan hormat tanpa doa aja udah baik, apalagi sambil berdoa, tentu jauh lebih baik lagi bukan? Mengarahkan hati selalu kepada Allah. GBU.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

ROSARIO PEMBEBASAN

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


DIKUTIP DARI SEBUAH MILIS…

Dear teman-teman dan keluarga yang terkasih dalam Yesus.

Ijinkan saya berbagi kepada kalian sebuah salinan dari doa Rosario Pembebasan.

” Doa Sederhana Yang Berkekuatan DAHSYAT “, jalan meraih Kesembuhan, Keselamatan dan Kebebasan dalam nama Yesus.

Doa ini saya dapatkan dari seorang biarawati (sr. Karitas) dari kongregasi Divina Providentia (Penyelenggaraan Ilahi) di Jakarta Pusat, saat itu saya sedang menghadapi suatu penyakit ganas dan harus menjalankan operasi. Kebetulan suster ini mempunyai sebuah Rahmat doa-doanya sering dikabulkan Tuhan kita, dan suster selalu mendoakan mereka yang membutuhkan dengan doa Rosario Pembebasan.

Dan memang benar bahwa doa ini sungguh ampuh memberikan Rahmat apabila kita sungguh-sungguh percaya akan Kuasa dan Kasih Tuhan Yesus. Saya pun telah mendapatkan Rahmat Tuhan berkat doa ini (selain berkat doa Rosario konvensional, doa Novena 3 Salam Maria dan Novena Hati Kudus Yesus), dengan merasakan kebebasan dan keberanian untuk menjalankan operasi yang penting dan berkorban di dalam perjuangan menghadapi penyakit itu, dan akhirnya saya pun dinyatakan sembuh dari penyakit itu berkat operasi tersebut.

Salinan dan cara berdoa Rosario Pembebasan itu dapat ditemukan di bawah.

Semoga membawa Berkat dan Rahmat Tuhan kepada kita semua.

Salam dan doa.

NOTE: Rosario Pembebasan bukan pengganti dan tidak boleh mengesampingkan Rosario konvesional ! Doa ini menggunakan butir doa Rosario konvensional.

-. Pada tiap butir Bapa Kami diganti dengan doa “Jika Yesus membebaskan aku/dia/siapa, aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !”

-. Pada sepuluh butir Salam Maria dalam tiap peristiwa diganti dengan doa “Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !”

-. Dalam setiap peristiwa permohonan/rahmat yang dibutuhkan harus sama (misal: agar aku/dia/siapa sembuh dari penyakit).

” Rosario Pembebasan “

* Aku Percaya *

Butir 1: * Bapa Kami *

Butir 2:

* Salam Putri Allah Bapa : Salam Maria…. *

Butir 3:

* Salam Bunda Allah Putra : Salam Maria… *

Butir 4:

* Salam Mempelai Allah Roh Kudus : Salam Maria… *

* Kemuliaan ……… * * Terpujilah ……… *

( Peristiwa I )

Butir Bapa Kami :Jika Yesus membebaskan do/aku/dia/siapa,do/aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !

10 Butir Salam Maria :Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !

* Kemuliaan ……… * Terpujilah ……… *

( Peristiwa II )

Butir Bapa Kami :Jika Yesus membebaskan aku/dia/siapa, aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !

10 Butir Salam Maria :Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !

* Kemuliaan ……… * * Terpujilah ……… *

( Peristiwa III )

Butir Bapa Kami :Jika Yesus membebaskan aku/dia/siapa, aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !

10 Butir Salam Maria :Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !

* Kemuliaan ……… * * Terpujilah ……… *

( Peristiwa IV )

Butir Bapa Kami :Jika Yesus membebaskan aku/dia/siapa, aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !

10 Butir Salam Maria :Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !

* Kemuliaan ……… * * Terpujilah ……… *

( Peristiwa V )

Butir Bapa Kami :Jika Yesus membebaskan aku/dia/siapa, aku/dia/siapa akan sungguh sungguh bebas !

10 Butir Salam Maria :Ya Yesus, kasihanilah /aku/dia/siapa ! Ya Yesus, sembuhkanlah aku/dia/siapa !Ya Yesus, selamatkanlah aku/dia/siapa ! Ya Yesus, bebaskanlah aku/dia/siapa !

* Kemuliaan ……… * * Terpujilah ……… *

* Salam Ya Ratu *

Salam ya Ratu, Bunda yg berbelaskasih, hidup hiburan dan harapan kami. Kami semua memanjatkan permohonan. Kami amat susah, mengeluh, berkesah dlm lembah duka ini. Ya Ibunda ya pelindung kami, limpahkanlah kasih sayangmu yg besar kpd kami. Dan tunjukkanlah kepada kami, Yesus, puteramu yg terpuji itu. Oh Pendoa kami yang manis dan perawan Maria. Doakanlah kami ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

* Doa Syukur *

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »

PERAYAAN EKARISTI & ADORASI/JAM KUDUS/SEMBAH SUJUD —APA SIH BEDANYA?

Posted by liturgiekaristi on March 7, 2011


Topik :

Seorang umat bertanya “Dalam Ekaristi dan Adorasi/Jam Kudus/Sembah sujud, pusatnya sama2
sakramen yang Maha Kudus; apa sih bedanya keduanya dan mana yang lebih
tinggi tingkatnya, Ekaristi atau Adorasi? Mohon penjelasan…”

PENCERAHAN DARI PASTOR Sam Gulô

Ekaristi itu Sakramen dn mrpkn sumber dn puncak hidup kita. Sdgkn Adorasi itu devosi kepada Sakramen Mahakudus. Jadi Ekaristi itu lebih tinggi tingkatannya.

PENCERAHAN DARI PASTOR Martin Boloawa

Dear all,
Ekaristi itu adalah sakramen sedangkan adorasi kepada sakramen mahakukus itu adalah salah satu dari bentuk2 devosi yang berkembang dalam kehidupan iman umat. Nah, ketujuh sakramen yang kita kenal merupakan bidang liturgi resmi Gereja. Meskipun sama-sama litiurgi resmi Gereja, sakramen2 itu tidak memiliki tingkatan yang sama. Puncak dan pusat seluruh perayaan sakramen dan seluruh liturgi Gereja adalah Perayaan Ekaristi. Bahkan, perayaan Ekaristi disebut sumber dan puncak seluruh hidup kristiani (Lumen Gentium no. 11). Dalam perayaan Ekaristi, misteri Paskah Kristus dikenangkan dan dihadirkan secara sakramental menurut intensitas yang paling dalam dan paling padat. Semua sakramen dan perayaan liturgi lainnya menuju kepada atau pun mengalir dari Perayaan Ekaristi ini.

Kalau adorasi itu adalah salah satu bagian dari devosi, maka pertanyaan kritis yang bisa diajukan yakni devosi itu sendiri seperti apa? Kata “devosi” berasal dari bahasa Latin devotio (dari kata kerja: devovere), yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, kesalehan dan cinta bakti. Maka menurut arti katanya, devosi menunjuk sikap hati dan perwujudannya, dalam mana seseorang mengarahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi kristiani, devosi biasa dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi Gereja. Ungkapan resmi tersebut tampak dalam makna liturgi sebagai perayaan Gereja yang dipimpin oleh pemimpin resmi, yakni Uskup, Imam atau Diakon (tahbisan), dengan struktur dan tata perayaan yang baku, berlaku umum, mengikat, dan resmi. Sedangkan, devosi lebih merupakan praktek ungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas serta dapat dibawakan secara pribadi atau pun bersama. Meskipun bukan liturgi resmi, devosi diakui dan diterima oleh Gereja. Devosi mengalir dari rasa dan pengalaman religius umat dan merangkum seluruh segi kehidupan manusia.

Meskipun devosi diakui oleh Gereja dan memberi sumbangan terhadap liturgi, namun sekali lagi devosi tidak pernah dipandang sebagai pengganti liturgi resmi. Gereja mengenal hierarki atau tingkatan nilai. Dari seluruh liturgi resmi, Perayaan Ekaristi merupakan liturgi Gereja tingkatan pertama dan tertinggi, baru sesudahnya ada sakramen Baptis dan sakramen-sakramen lainnya. Misalnya, apabila liturgi resmi dpt dibandingkan dengan makanan utama kita, maka devosi boleh dilihat sebagai makanan kecil atau cemilan. Cemilan tidak pernah dipandang sebagai pengganti makanan utama. Akan tetapi, devosi dapat dihubungkan dengan liturgi resmi, seperti perayaan Ekaristi dalam rangka novena. Beberapa macam devosi umat yang populer antara lain:
a. Kebaktian kepada Sakramen Mahakudus (seperti yang ditanyakan di page ini
b. Jalan Salib
c. Rosario
d. Novena
e. Ziarah

PENCERAHAN DARI PASTOR Liberius Sihombing:

Setuju dengan Martin Boloawa. Kalau mau dibandingkan, iya itu Ekaristi paling tinggi dari Adorasi. Semua perayaan kita selalu sempurna dengan adanya perayaan Ekaristi, dan tidak mesti selalu disertai Adorasi. Bahkan seluruh sakramen selalu (umumnya) dirayakan dengan ekaristi dan tanpa wajib Adorasi.

PENDAPAT UMAT Sonny Arends

Setuju ….. Dokumen Lumen Gentium Art.11…. Dengan ikut serta dalam korban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah( ); demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan caranya sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari Tubuh Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkrit menampilkan kesatuan Umat Allah, yang oleh sakramen mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan.

Posted in i. DEVOSI | Leave a Comment »